IHRAM.CO.ID, BRUSSEL — Pemerintah Belgia melalui Menteri Kehakiman, Vincent Van Quickenborne, telah menolak izin Masjid Agung di kawasan Uni Eropa, Brussel, untuk diakui sebagai bagian dari komunitas agama lokal. Hal itu, menyusul kekhawatiran masjid yang diklaimnya disusupi mata-mata Maroko.
Keputusan yang dibuat Quickenborne itu, dilakukan atas saran dari dinas keamanan setempat. Berdasarkan dugaan pihaknya, tiga petugas di masjid tersebut, termasuk seorang direktur, adalah agen dari badan intelijen Maroko.
“Saya tidak dapat dan tidak akan menerima bahwa rezim asing membajak Islam untuk motif ideologis atau politik, mencoba untuk menembak di sini dan mencegah Muslim di negara kami mengembangkan Islam progresif mereka sendiri,” kata Van Quickenborne dikutip dari The Guardian, Ahad (6/12).
Meski demikian, nyatanya pihak berwenang Belgia telah fokus pada masjid-yang terbesar di ibu kota. Hal itu, dilakukan setelah serangan teroris yang mengatasnamakan Islam, menewaskan 32 orang di ibu kota Belgia pada Maret 2016 lalu.
Menyoal kekhawatiran terbaru, Pemerintah Belgia menduga jika Maret di tahun ini, masjid kembali digunakan untuk mempromosikan radikalisme. Sehingga, mendorong pemerintah untuk mengakhiri sewa gedung dan mengambil alih kendali atasnya “Konsesi akan segera dihentikan… untuk mengakhiri campur tangan asing dalam cara Islam yang diajarkan di Belgia,” kata pemerintah saat itu.
Van Quickenborne mengatakan, Muslim Executive, kelompok terbesar yang mewakili Muslim di Belgia, dan organisasi nirlaba yang didirikan organisasi untuk pelatihan para imam, juga harus menghapus perwakilan dari pemerintah Maroko.
Selain itu mereka dituntut membuka diri untuk partisipasi perempuan. "Semua organ Eksekutif Muslim harus didukung kembali dengan Muslim yang berarti baik untuk negara kita,” katanya
Sebagai informasi, Belgia menyewakan Masjid agung yang ada di wilayahnya ke Riyadh sejak 1969. Penyewaan itu juga memberi akses pada para imam yang didukung Arab Saudi ke komunitas imigran Muslim. Kebanyakan dari Maroko dan Turki, dengan imbalan minyak yang lebih murah.
Langkah itu, dijalankan Liga Dunia Muslim (MWL) yang berbasis di Makkah, yang sebagian besar didanai oleh Arab Saudi. Namun demikian, MWL membantah klaim Belgia yang dituding mendukung kekerasan.
Menyusul penghentian sewa, saat ini masjid tersebut digunakan untuk kantor Eksekutif Muslim Belgia, sebuah badan resmi yang mewakili komunitas Muslim di seluruh negara.
Sumber keamanan Belgia mengatakan, eksekutif tersebut dekat dengan pemerintah Maroko, yang dengannya Belgia memiliki hubungan intelijen kuat. Intervensi pemerintah membuat masjid harus didaftarkan kembali sebagai tempat ibadah.