Senin 14 Dec 2020 16:15 WIB

6 Muslimah Ini Ungkapkan Pandangan tentang Hijab dan Fashion

Halima Aden ini menjadi inspirasi dan pelajaran bagi muslimah

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Model berhijab Halima Aden
Foto:

1. Hiqab Farah dari London

Farah (24) mengungkapkan pandangannya tentang Halima Aden. Ia mengatakan merasa bangga pada Aden karena bersikap jujur tentang pengalamannya dan tekanan unik yang dia hadapi. Pasalnya, Aden mau terbuka tentang topik yang dianggap sangat pribadi. Menurutnya, keputusan Halima untuk meninggalkan industri yang dirasa mengganggu kedamaian dan hubungannya dengan keyakinannya adalah sesuatu yang harus dihormati sepenuhnya.

Meskipun, hal itu mengundang pertanyaan, tentang mengapa Halimah merasa seolah-olah dia harus meninggalkan industri mode sepenuhnya? Mudahkan industri fashion untuk wanita berhijab dan sebagainya?

Dalam pandangan Farah, ia tidak pernah ingin pekerjaannya membahayakan nilai-nilai keyakinannya. Percakapan Halima itu menurutnya membuatnya berpikir sejenak untuk mengakui dan menerima bahwa memakai jilbab bukanlah yang mudah untuk dilakukan. Di samping, adanya Islamofobia yang menjadi hal yang tidak bisa diabaikan dengan mudah.

"Seperti Halima, saya merasa terikat dalam lingkaran teman-teman Kulit Hitam, Muslim, dan POC saya yang berasal dari budaya yang sama dan saya bisa menjadi diri sendiri. Sangat penting bagi saya memiliki kelompok ini untuk menjaga iman saya tetap kuat dan semangat tinggi, terutama pada saat-saat di mana saya mungkin merasa sangat tidak seimbang. Di atas segalanya, saya merasa tersentuh oleh Halima dan mendukungnya dengan sepenuh hati," kata Farah.

2. Fatima Ahmed dari Preston

"Kisah Halima bergema dengna saya dan memicu refleksi pribadi saya. Kejujuran dan akuntabilitasnya menginspirasi saya untuk mengungkapkan tingkat kejujuran yang sama dengan para pengikut saya sendiri tentang perjalanan saya dengan kesopanan dan bertanggung jawab atas kesalahan saya," ungkap Fatima.

Fatima (22) berpikir untuk selalu transparan dengan para followernya di media sosial ke depan. Ia sendiri menyukai kecantikan dan fashion sejak usia muda. Di masa mudanya, ia merasakan tekanan untuk mengikuti apa yang dianggap cantik dan modis oleh masyarakat Barat.

Namun ketika tren fesyen sopan atau sedernaha datang, ia merasa akhirnya bisa menjembatani keterputusan antara fesyen dan keyakinannya. Namun, menurutnya, tren itu diciptakan hanya agar mereka berpakaian cukup sopan agar sesuai dengan cita-cita Barat dan memberi mereka 'representasi'. Namun, ia mengaku tidak membutuhkan representasi, melainkan normalitas. Baginya, kesederhanaan atau kesopanan bukanlah tren, terkadang itu merupakan preferensi pribadi dan terkadang bagian dari keyakinan agama.

Setelah membaca cerita Halima, Fatima merenungkan tentang hijab dan perjalanan modisnya sendiri. Fatima sendiri telah mengenakan hijab sejak usia 11 tahun, dan ia memakainya karena ia menyukai makna di baliknya dan memungkinkan orang lain mengenalnya sebagai Muslim. Sebagai seorang Muslim kulit hitam, ia menegaskan dirinya akan selalu memakai hijab.

"Sebagai seorang model, kisah Halima semakin menghantam saya karena ada saat-saat di awal karir saya di mana saya tidak sesopan yang seharusnya. Saya tidak memahami pengaruh citra saya terhadap orang lain karena saya hanya menjadi model paruh waktu saat menyelesaikan kuliah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement