Jumat 18 Dec 2020 05:27 WIB

Ratusan Makam di Spanyol Ungkap Rahasia Penaklukkan Islam

Situs arkeologi di timur laut Spanyol mengungkap salah satu pemakaman Muslim tertua

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Bukti kejayaan Islam di Madrid, Spanyol. Semua tergambar jelas pada jejak bangunan kunonya.
Foto:

Pemerintahan Muslim di Spanyol mulai terpecah setelah abad ke-11, dan kerajaan Kristen di utara tumbuh lebih kuat. Emirat Muslim terakhir, di Granada, dikalahkan pada 1492 oleh tentara Castile dalam pertempuran terakhir Christian Reconquista yang dipimpin oleh Isabela dan Ferdinand, ratu dan raja pertama Spanyol.

Di masa raja Spanyol itulah, Islam dilarang dan penganiayaan anti-Muslim yang kejam berlanjut hingga awal abad ke-17. Pengaruh penguasaan Islam telah diakui di bagian-bagian terdekat dari wilayah tersebut, tetapi sejarah tidak menyebutkan tentang fase Islam di Tauste.

Direktur Antropologi Observatorium Nekropolis Islam di Tauste untuk El Patiaz, Miriam Pina Pardos, mengatakan bahwa kuburan kuno terkadang digali di kota itu. Akan tetapi, mereka dianggap sebagai korban pandemi kolera yang menewaskan hampir seperempat juta orang di Spanyol pada  1854 dan 1855.

Penemuan pekuburan tersebut mengungkap sejarah penaklukkan Islam di Tauste. Karena itulah, beberapa anggota El Patiaz mencurigai menara gereja abad ke-11 di kota itu berasal dari Islam. Kecurigaan terkonfirmasi ketika pemeriksaan menunjukkan bahwa itu dulunya adalah menara dengan arsitektur khas Zagri.

Kemudian pada 2010, kelompok tersebut memulai penggalian yang dipimpin oleh arkeolog Francisco Javier Gutierrez. Pina Pardos mengatakan, mereka mengetahui bahwa kuburan kuno di Tauste berisi orang-orang yang dikuburkan dengan ritual Muslim, dan bukan dalam gaya penguburan massal yang mungkin diperkirakan untuk para korban pandemi kolera.

Misalnya, setiap kuburan berisi sisa-sisa dari jasad satu orang, yang biasanya diletakkan di sisi kanan sehingga mereka mengarah ke kiblat di Makkah. Masing-masing jasad ditutupi dengan gundukan tanah. Gutierrez mengatakan, beberapa kuburan mungkin juga memiliki penutup kayu, yang sekarang hilang.

Kuburan tersebut juga menunjukkan ciri khas Muslim lainnya. Kuburan hanya cukup besar untuk menampung jenazah, dan orang mati dimakamkan dalam kain kafan putih, terlepas dari status sosial mereka. Sampai hari ini, ritual Muslim tidak mengizinkan orang mati untuk dikuburkan dengan barang-barang kuburan. Tetapi pecahan keramik yang ditemukan di dekat penggalian sejak 2010 menunjukkan, bahwa kuburan itu berasal dari abad kedelapan dan 12.

Sementara itu, keberadaan kuburan Islam yang diketahui dari penggalian sebelumnya, yang tidak diketahui adalah dimensi dan kepadatan maka. Gimenez mengatakan, hal itu sudah diperkirakan dan tidak terduga pada saat yang sama.

Penemuan terbaru ini, di satu jalan yang dikenal sebagai bagian dari nekropolis kuno, menunjukkan luasnya pengaruh Muslim di kota Tauste selama beberapa abad. Pemakaman itu digunakan terus menerus selama lebih dari 400 tahun,

"Ini memberitahu kita tentang populasi Islam yang konstan dan mengakar kuat di Tauste sejak awal abad kedelapan," kata Gimenez.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement