Senin 21 Dec 2020 12:19 WIB

Perjuangan Aljaziar Melawan Kolonial Prancis Difilmkan

Perjuangan kemerdekaan Prancis melawan kebengisan Kolonial Prancis difilmkan

Perjuangan kemerdekaan rakyat Aljazair ketika menumbangkan kekuasaan kolonial Prancis.
Foto:

Saat berunjuk rasa, warga Aljazair seakan mengisi ruang publik dengan kehadiran, tubuh, dan suara mereka. Demonstrasi semacam itu mengalami represi berdarah.

Dalam testimoni yang dihadirkan untuk kami oleh Rigouste, ada beberapa momen yang digambarkan sebagai kelumpuhan tatanan kolonial karena para pengunjuk rasa yang turun ke jalan. Prosesi itu begitu kuat sehingga mereka mengambil jalan terlarang, bahkan terkadang diblokir oleh tentara.

Orang-orang terjajah menyerbu ruang publik dengan bendera Aljazair yang pada saat itu bisa merenggut nyawa mereka. Mereka yang ambil bagian menggambarkan perasaan pembebasan dan kemeriahan yang intens, dengan nyanyian, tarian dan ululasi.

Algerian man who witnessed the events of December 1960 [unseulheroslepeuple.org/dossier de presse]

  • Keterangan foto: Lelaki Aljazair yang menjadi saksi mata perjuangan kemerdekaan Prancis pada Desember 1960.

Para saksi dalam film tersebut berbicara tentang kegembiraan yang intens, delirium, dan bahkan trans kolektif. Mereka mengatakan bahwa mereka merasa seolah-olah mereka adalah bagian dari tubuh yang sama.

Bayangan sungai umat manusia muncul di benak, meskipun sungai itu diberkahi dengan kecerdasan. Perayaan yang sama yang menandai kemerdekaan dimulai pada tahun 1960 dengan pembebasan badan-badan terjajah dan pembalikan keseimbangan kekuasaan melalui kehadiran fisik orang Aljazair di jalan-jalan dan lingkungan terlarang dari Desember 1960 hingga 1962.

Orisinalitas dokumenter ini adalah bahwa itu adalah sejalan dengan karya Franz Fanon, yang pada saat itu sudah mempertanyakan tubuh dengan menggambarkan otot-otot orang terjajah yang menyerap kekerasan kolonial.

"Acara ini benar-benar menarik," jelas Rigouste. "Ada banyak cerita menjengkelkan yang terjerat di dalamnya,'' tambahnya.

Namun, dia tidak jatuh ke dalam romantisme revolusioner, karena dia juga merinci bagaimana "sosok 'rakyat Aljazair' telah menutupi kontradiksi yang dalam antara orang-orang yang mendukung atau menentang kemerdekaan, menunggu dan melihat, oportunis, relawan…"

Algerians demonstrating in the streets of Algiers in 1960 [unseulheroslepeuple.org/dossier de presse]

  • Keterangan foto: Warga Aljazair berdemonstrasi di jalan-jalan Aljir pada tahun 1960 [unseulheroslepeuple.org/dossier de presse]

Keduanya “spontan dan tidak spontan,” seperti dikatakan salah satu saksi, gerakan dimulai tanpa FLN.

"Badan pengatur FLN tidak menyerukan pemberontakan ini, mereka tidak memicu dan tidak mengaturnya, bahkan jika beberapa mencoba membuat orang percaya sebaliknya nanti," kata direktur itu. "

Zona FLN otonom di Algiers sudah pasti bekerja, tetapi masih jauh dari siap pada Desember 1960. Ia tidak memiliki sarana untuk melancarkan pemberontakan seperti itu.

Namun, ia mencoba menjebak mereka, tergantung pada kabupatennya. Di kota lain di mana ada juga demonstrasi besar-besaran, FLN kadang-kadang sama sekali tidak ada. Tetapi ini tidak berarti bahwa FLN tidak memiliki pengaruh. Pada titik perang pembebasan ini, FLN memiliki badan pemerintahan yang banyak faksi-faksi yang telah berjuang untuk mengontrolnya.

"Namun, "FLN" dan "GPRA" (Pemerintahan Sementara Republik Aljazair) lah yang dinyanyikan dan ditulis di dinding dan spanduk oleh para demonstran Aljazair,'' katanya laigi

Namun, ketika Ferhat Abbas, presiden GPRA, meminta para pengunjuk rasa pulang dan membiarkan pemerintah Aljazair yang baru mengatur urusan kemerdekaan, dia tidak didengarkan. Di mana-mana, orang terus berdemonstrasi. Di beberapa daerah, orang baru mulai keluar setelah panggilannya untuk tinggal di rumah.

"Bagi penduduk kota, aktivis kehidupan sehari-hari-FLN seringkali merupakan aktivis akar rumput yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam kehidupan lingkungan sekitar," kata Rigouste.

"Dan dari sudut pandang ini, FLN memang merupakan forum pembentukan aktivis kemerdekaan." ujarnya seraya mengatakan FLN memiliki pengaruh yang jelas dalam keterlibatan dan politisasi kelas-kelas populer, tambahnya, tetapi itu bukan satu-satunya.

"Organisasi independen lain memainkan peran dalam politisasi kelas-kelas populer dan dalam penaklukan kemerdekaan. Dan investigasi ini menunjukkan bahwa perlu untuk mempertimbangkan warisan ide dan praktik yang dikumpulkan oleh gerakan perlawanan populer sepanjang zaman serta otonom. dinamis di masa depan revolusioner dari proletariat yang terjajah," tegasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement