IHRAM.CO.ID, ISTANBUL --- World Halal Summit 2020 berlangsung di Istanbul, Turki, pada Senin (23/12) dengan partisipasi para pelaku industri dan investor dari seluruh dunia. Dihadiri oleh akademisi internasional dan pakar Fiqih, acara ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan terbaru dan pembaruan terkait pasar halal lebih dari 4 triliun dolar Amerika.
Sekretaris jenderal dari Standards and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC), Ihsan Ovut yang merupakan salah satu dari dua penyelenggara acara bersama dengan Discover Events atas nama Islamic Center for Development of Trade (ICDT) mengatakan studi standardisasi mengenai pasar halal terus berlanjut. Ia mengatakan ada studi tentang farmasi halal, produk hewani halal, bahan uji halal dan gelatin halal.
Mengangkat tema Halal untuk Semua: Halal dalam Semua Aspek, dari Produksi hingga Konsumsi, World Halal Summit yang keenam ini berlangsung di Pusat Konvensi Pullman di Istanbul.Ovut mengatakan sektor halal tidak dapat dianggap terpisah dari standardisasi.
“Kami mencoba untuk menggabungkan halal dan standardisasi di bawah atap profesional,” kata Ovut seperti dilansir Iqna.ir pada Rabu (23/12).
Ia menyatakan bahwa sektor halal telah mencapai dimensi global dalam 10 tahun terakhir dan bahwa mereka telah menerbitkan 11 standar halal, Ovut mencatat bahwa setiap standar halal merupakan kajian pada ahli dan standar yang ditandatangani dan disetujui oleh negara anggota.
“Ini ditandatangani oleh para ahli Islam dan oleh Akademi Fiqih Islam internasional. Dengan cara ini, kami mencoba menjawab tuntutan global, menggabungkan kualitas tinggi dengan perspektif teknis dan Islam, ”katanya.
Kepala Badan Akreditasi Halal,Zafer Soylu menyatakan bahwa ekonomi halal memiliki nilai lebih dari 4 triliun dolar secara globa. Ia mengatakan pentingnya produk halal semakin meningkat dalam skala global dari hari ke hari.
Soylu mengatakan bahwa mereka memandang masalah ini sebagai rantai pasokan halal yang berkelanjutan, dengan mempertimbangkan kepekaan Muslim atau non-Muslim yang lebih memilih halal.
“Dalam konteks ini, kesehatan, kebersihan dan kualitas adalah penting. Stakeholder mengalami kesulitan dalam hal kehalalan disini dan kesulitan mengakses produk bersertifikat halal. Sangat penting untuk mensertifikasi produk halal dan melakukannya berdasarkan standar umum. Ini akan menjadi dengan pengakuan bersama atas sertifikat ini. "
Ia mengatakan bahwa SMIIC telah mengerjakan standar sejak 2010 dan telah mengerjakan sistem sertifikasi umum. Soylu mengatakan semua negara mayoritas Muslim perlu bersatu dalam hal menarik garis untuk sistem umum.
Sementara Ketua Majelis Eksportir Turki (TIM) Ismail Gulle juga menyoroti pentingnya menemukan landasan bersama bagi dunia Muslim dan membentuk jaringan budaya dan solidaritas.
"Ukuran pasar halal, yang mencakup banyak sektor dari makanan hingga pariwisata, dari obat-obatan hingga pakaian, telah melebihi 4 triliun dolar. Dengan peningkatan permintaan produk halal sebesar 2 miliar Muslim, angka ini diharapkan mencapai 7 triliun dolar di 10 tahun ke depan, yang mendesak untuk mempercepat kerja sama di dunia Muslim," katanya.
World Halal Summit akan berlangsung hingga Rabu. Selain itu, pameran halal virtual di Turki, E-Halal Expo, akan berlangsung online dan berlangsung hingga Kamis.