IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Ka’bah berbentuk kubus/segi empat, yang mana ini membuatnya mengarah ke timur, barat, selatan, dan juga utara. Bentuk demikian melambangkan kehadiran Tuhan di mana-mana, hal ini sebagaimana ditegaskan Allah dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 2.
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ Allah berfirman: “Wa lillahil-masyriqu wal-maghribu, fa aynama tuwallu fatsamma wajhullahi, innallaha wasi’un alim.”
Yang artinya: “Dan kepunyaan Allah lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap maka di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmat-Nya) lagi Mahamengetahui.”
Pendiri Pusat Studi Alquran PSQ Jakarta, Prof Quraish Shibah dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW menjelaskan, bangunan Ka’bah bukanlah bangunan sakral namun wajib hukumnya untuk dihormati sebagai lambang kehadiran Allah SWT sekaligus meeting point. Seandainya bangunan Ka’bah dipindahkan, kata beliau, maka arah Ka’bah sebagaimana keadaannya sekarang tidak boleh berubah dengan pemindahan bangunannya.