Senin 04 Jan 2021 09:30 WIB

Nasihat Ali bin Abi Thalib Soal Nikmat

Ali bin Abi Thalib memberikan nasihat soal nikmat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Nasihat Ali bin Abi Thalib Soal Nikmat. Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Nasihat Ali bin Abi Thalib Soal Nikmat. Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Selama hidupnya, Sayyidina Ali bin Abi Thalib  kerap menyampaikan pesan atau nasihat kepada umat Islam. Beliau juga mengingatkan kepada umat Islam untuk bersyukur atas nikmat-nikmat yang Allah berikan di dunia.

Dikutip dair kitab Nashaihul ‘Ibad karya Syekh Nawawi al-Bantani, Sayyidina Ali bin Abi Thalib berpesan:

Baca Juga

النعم ستة أشياء الاسلم والقران ومحهد رسول االله والعافية والستر والغنى عن النس

Ani’amu sittatu asyya’a alislamu,wal Qur’anu, wa Muhammadur Rasululullahi, wal ‘afiyatu, wassitru,wal ghina ‘aninnasi.

Artinya: “Nikmat (yang paling utama) ada enam perkara, yaitu: Islam, Alqur’an, Nabi Muhammad, Keselamatan (hilangnya hal yang tidak disukai), dan tertutupnya aib, dan tidak memerlukan bantuan orang lain (dalam urusan dunia)”.

Terkait nikmat Islam, Alqur’an dan Nabi Muhammad, menurut Syekh Nawawi Al-Bantani, sudah sepantasnya bagi umat Islam untuk setiap hari berucap:

رضيت بالله رباًّ وبلإ سلام دينا وبمحمد صلى الله عليه وسلم رسولا ونبيا وباالقرآن حكما وإماما

Radhitu billahi rabba wabil islamidina wa bi Muhamammadin sallahu alaihi wasallam Rasululan wanabiyyan wabil Qur’ani hakaman wa imaman.

Artinya: “Aku ridha Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, Muhamamd sebagai rasul dan nabi panutanku, dan Alqur’an sebagai dasar hukum dan imamku.”

Sementara itu, terkait dengan nikmat keselematan, tertutupnya aib, dan tidak memerlukan bantuan orang lain, Syekh Nawawi mengutip hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, bahwa Nabi bersabda:

“Tuhan kalian telah berfirman dalam hadits qudsi, ‘Wahai anak Adam, menyembahlah kepada-Ku dengan sungguh-sungguh niscaya Aku akan penuhi hatimu dengan kekayaan dan kedua tanganmu dengan rezeki. Wahai anak Adam, janganlah engkau menjauh dari-Ku (sebab jika menjauh) niscaya aku akan penuhi hatimu dengan kefakiran dan tanganmu dengan kesibukan (yang sia-sia).” (HR al-Thabrani dan al-Hakim).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement