IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- KRI Kurau 856 mengevakuasi satu kantong jenazah dan empat kantong serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh pada Sabtu (9/1) di perairan Kepulauan Seribu, DKIJakarta.
"KRI Kurau 856 dari tim SAR TNI AL, malam ini membawa lima kantong yang terdiri dari empat kantong serpihan badan pesawat, kemudian satu kantong berisi bagian tubuh," kata Komandan KRI Kurau Mayor Laut Nur Rochim di Posko SAR Terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (16/1).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman MS menyampaikan apresiasinya terhadap kerja tak kenal lelah Tim SAR TNI AL. "Apresiasi kepada seluruh anggota TNI AL yang telah bersusah payah dari pagi sampai sore untuk mencari apa yang menjadi harapan kita dan inilah yang bisa dihasilkan untuk hari ini," ujar Rasman.
Temuan tersebut selanjutnya diserahkan kepada Disaster Victim Identification (DVI) Polri dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Mudah-mudahan ini bisa membantu untuk bisa dilakukan identifikasi oleh tim DVI dan KNKT," katanya.
Pada hari kedelapan pencarian pada Sabtu (16/1), Kapal Negara (KN) Trisula dari Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) menemukan tujuh potong pakaian yang diduga adalah milik penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Selanjutnya, Tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) juga mengevakuasi 17 kantong jenazah, tiga kantong serpihan kecil pesawat dan satu kantong berisi dokumen.
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut (nautical mile/nm) di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB karena karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak dan tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri enam kru aktif dan enam kru ekstra.