IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Dikisahkan suatu ketika Abu Sa'id Khazzaz rah.a sedang berada di Makkah. Ketika itu ia melewati pintu Bani Syaibah, ia melihat mayat seorang pemuda yang wajahnya tampan.
Ketika itu ia menatap wajahnya tersenyum dan berkata. "Wahai Abu Sa'id tidak tahukah engkau bahwa para pecinta ini tidak mati tetapi hidup selama-lamanya. Walaupun tampaknya mati, kematiannya merupakan perpindahan dari satu alam ke alam yang lain."
Syekh Abu Yaqub Sanusi Rah. a berkata. "Di Makkah suatu ketika salah seorang murid dari Abu Yaqub datang kepadanya dan berkata.
"Guruku yang aku hormati, aku akan mati besok pada waktu Zuhur. Ambillah emas ini dan pergunakanlah separuhnya untuk menggali kuburku dan separuhnya untuk kain kafan," katanya seperti dikutip dalam kita Fadhilah Haji karangan Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi Rah.a.
Keesokan harinya pada waktu Zuhur ia memasuki Masjidil Haram dan melakukan tawaf. Kemudian ia pergi ke tempat yang agak jauh dari tempat itu lalu meninggal dunia. Ketika mayatnya diletakkan di dalam kuburnya, matanya terbuka. Dengan penuh ketakjuban Abu Yaqub bertanya.
"Apakah engkau hidup lagi setelah mati?"
Ia menjawab. "Aku hidup dan setiap pecinta Allah itu hidup. "