IHRAM.CO.ID, BANDAR SERI BEGAWAN -- Brunei Darussalam sedang mempertimbangkan membeli berbagai macam vaksin Covid-19. Brunei mengkaji pembelian vaksin dari Amerika Serikat, Eropa, dan China.
"Kami telah menginformasikan kepada publik bahwa Kementerian Kesehatan akan mendapatkan lima persen dari AstraZeneca melalui pengaturan bilateral dan 15 persen lainnya dari fasilitas COVAX (rencana akses vaksin Covid-19 yang dipimpin WHO), dengan total 20 persen," kata Menteri Kesehatan Brunei Haji Mohd Isham dilansir dari kantor berita Bernama, Senin (1/2).
Isham menyampaikan vaksin lain yang akan digunakan oleh Brunei masih dalam proses pemeriksaan. Namun, ia menegaskan belum menolak satu pun jenis vaksin, termasuk Pfizer yang telah menunjukkan khasiat tinggi, meskipun sebenarnya perlu suhu cold storage minus 80 derajat Celsius (-80 derajat).
"Brunei juga mempertimbangkan vaksin Moderna yang hanya membutuhkan cold storage bersuhu minus 20 derajat Celsius (-20 derajat)," ujar Isham.
Isham menyebut vaksin dari China, seperti Sinopharm dan Sinovac, juga sedang dikaji. Pemerintah Brunei tetap membuka pintu bagi vaksin asal China.
Pemerintah Brunei baru-baru ini memperpanjang penangguhan sementara masuknya warga negara asing dari Malaysia - termasuk transit melalui Brunei melalui darat dan laut - selama 14 hari hingga 10 Februari guna menekan laju infeksi Covid-19.