Rabu 03 Feb 2021 12:14 WIB

Vaksin Sputnik Manjur 91,6 Persen di Uji Coba Fase 3

Uji coba tidak memasukkan data kemanjuran vaksin untuk varian baru virus corona.

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Vaksin Rusia Sputnik V
Foto:

Uji coba tersebut memang tidak memasukkan data kemanjuran vaksin untuk varian baru virus corona. Kendati demikian, Gamaleya Institute, pusat penelitian virologi Rusia yang mengembangkan vaksin, mengatakan, pihaknya mengharapkan Sputnik V dapat bekerja melawan varian baru tersebut. Dalam prosesnya, vaksin harus diberikan dua dosis yang berselang 21 hari.

Di periode setelah pemberian suntikan pertama, 16 kasus Covid-19 ditemukan pada 14.964 orang (0,1 persen) bagian dari kelompok vaksin. Sementara 62 infeksi dilaporkan pada 4.902 orang (1,3 persen) pada kelompok plasebo.

Analisis hanya mencakup kasus Covid-19 yang bergejala. Para peneliti telah memperingatkan untuk melakukan lebih banyak tes untuk memahami efek vaksin pada pasien Covid-19 tanpa gejala. Selain itu, daya tahan perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin tetap harus dilihat karena pasien dipantau hingga 48 hari setelah dosis pertama mereka.

Lebih jauh, Dana Investasi Langsung Rusia yang dikelola pemerintah, yang mensponsori penelitian tentang suntikan itu, mengatakan, Moskow berencana untuk memproduksi hingga 1,4 miliar (140 crore) dosis vaksin tahun ini.

“Rusia telah melakukan segalanya dengan benar. Kami benar untuk mendaftarkannya lebih awal, kami berhak untuk berbagi dengan dunia bahwa kami memiliki salah satu vaksin paling efisien, dan kami benar untuk mulai memvaksinasi personel berisiko kami lebih awal. Kami menyelamatkan banyak nyawa,” kata direktur RDIF Kirill Dmitriev.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement