IHRAM.CO.ID,KARANGANYAR -- Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melatih warga Dusun Wonorejo Kidul, Desa Tuban, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah mengolah pupuk organik padat untuk menambah nilai jual.
"Kegiatan ini diadakan untuk mengurangi limbah ternak. Selain itu, juga dapat meningkatkan produktivitas para peternak dan harapan ke depan dapat dijadikan sebagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berskala lokal di Desa Tuban," kata Ketua KKN Sonia Canda di Solo, Senin (1/3).
Ia mengatakan dalam proses pembuatan pupuk organik padat, mereka menggunakan pengurai bahan organik Stardec dan Dolomit.
"Pertama siapkan kotoran ternak kering yang akan diolah. Selanjutnya, kotoran tersebut ditaburi Stardec dan Dolomit dengan perbandingan 1:4, lalu bahan tersebut ditutup kembali dengan kotoran ternak hingga mencapai ketinggian 30 cm," katanya.
Setelah itu, kotoran ternak tersebut disimpan selama empat minggu, namun sekali dalam seminggu harus dilakukan pembalikan untuk memasukkan oksigen dan mempercepat proses "composing". Ia mengatakan pelatihan diberikan karena mayoritas warga di desa tersebut memiliki hewan ternak sehingga kotoran ternak yang diproduksi juga melimpah.
"Selama ini masyarakat langsung menggunakan kotoran ternak menjadi pupuk tanpa diolah terlebih dahulu. Padahal jika diolah dulu tentu akan menambah nilai jual dari kotoran ternak tersebut. Sebelum proses pembuatan pupuk, kami menggelar pelatihan dalam mengolah kotoran ternak sebagai pengantar," katanya.
Terkait dengan kegiatan tersebut, mahasiswa Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian (FP) UNS ini berharap bisa memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.
"Harapannya pelatihan semacam ini bisa menjadi bekal bagi peternak di Dusun Wonorejo Kidul untuk produktif dan kreatif. Melalui pengetahuan yang telah diberikan tentang pengolahan limbah kotoran ternak diharapkan dapat dijadikan peluang usaha di masa pandemi maupun pascapandemi serta dapat dijadikan sebagai UMKM," katanya.