Selasa 02 Mar 2021 17:12 WIB

Perjalanan Ahmad bin Abil-Hawari Menuju Makkah Bertemu Wali

Dalam perjalanannya itu, tiba-tiba mereka mengalami kedinginan yang menusuk.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Perjalanan Ahmad bin Abil-Hawari Menuju Makkah Bertemu Wali. Kota Makkah zaman dulu (ilustrasi)
Foto: al-ishlah-center.com
Perjalanan Ahmad bin Abil-Hawari Menuju Makkah Bertemu Wali. Kota Makkah zaman dulu (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Ahmad bin Abil-Hawari Rah.a bercerita, suatu ketika ia menyertai Abu Sulaiman Darani Rah.a dalam suatu perjalanan ke Makkah. Pada saat itu kantong kulitnya yang berisi air terjatuh dan hilang entah kemana.

Terhadap kejadian itu, Ahmad bin Abil melaporkan kepada Abu Sulaiman. Abu Sulaiman menenangkan Ahmad dan setelah itu berdoa terus menerus tanpa henti. 

Doanya Abu Sulaiman singkat. Berikut doanya.

"Wahai Egkau yang mengembalikan barang-barang hilang. Kembalikanlah juga kepunyaan kami."

Tidak lama kemudian, ada seseorang memberitahu, "Tas kulit siapakah ini?"

Seketika itu Ahmad menghampiri orang itu untuk melihat tas kulit siapa tahu tas kulitnya yang hilang. Setelah dilihat ternyata tas itu kepunyaannya yang telah hilang beberapa saat tadi.

Abu Sulaiman menoleh kepada Ahmad dan berkata, "Wahai Ahmad, apakah engkau pikir bahwa Allah SWT akan membiarkan kita di padang pasir ini tanpa air?"

Setelah menemukan tas, mereka melanjutkan perjalanannya lagi. Dalam perjalanannya itu, tiba-tiba mereka mengalami kedinginan yang amat menusuk. Untuk menghalau kedinginannya merekapun memakai baju hangat.

"Kami melihat seseorang yang memakai dua helai pakaian yang sudah usang tetapi ia berkeringat," kata mereka seperti dikisahkan Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi dalam kitabnya Fadilah Haji.

Abusulaiman Rah.a bertanya kepada orang yang ditemuinya itu dan berkata kepadanya. 

"Bolehkah kami memberikan kepadamu sebagian dari pakaian hangat kami untuk melindungimu dari kedinginan?"

Ia menjawab, "Panas dan dingin, keduanya diciptakan oleh Allah SWT."

"Jika Dia menghendaki keduanya akan memberi pengaruh kepadaku dan jika Dia tidak menghendaki, keduanya akan berlalu dariku begitu saja tanpa memberikan pengaruh apapun."

Kata orang yang ditemuinya itu berkata bahwa selama 30 tahun itu ia telah berjalan di padang pasir ini. Orang itu mengaku  bahwa dirinya tidak pernah menggigil kedinginan atau berkeringat karena kepanasan. 

"Pada waktu dingin, Dia telah menyelimuti diriku dengan kehangatan cinta-Nya pula," katanya.

Wahai Abu Sulaiman kata orang itu. 

"Apakah engkau telah meninggalkan jalan ke zuhudan dan bergantung kepada pakaian sehingga sekarang kedinginan telah menguasai dirimu. Lalu engkau menangis dan berteriak-teriak jika panas menguasai, lalu engkau mencari kesejukan di bawah kipas angin?"

Abu Sulaiman Rah.a berkata. "Tidak ada seorangpun yang mengingatkan aku mengenai kelemahan aku dalam segi rohani selain orang ini. (Dia wali afdal)".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement