Kamis 04 Mar 2021 03:44 WIB

Kesthuri: Sudah Sewajarnya KSA Minta Jamaah Haji Divaksin

Akan tetapi apakah vaksin yang digunakan Indonesia diakui Arab Saudi atau tidak?

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kesthuri: Sudah Sewajarnya KSA Minta Jamaah Haji Divaksin (ilustrasi).
Foto: Saudi Gazette
Kesthuri: Sudah Sewajarnya KSA Minta Jamaah Haji Divaksin (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah Arab Saudi mensyaratkan seluruh jamaah haji divaksin Covid-19 sebelum berangkat. Meski demikian Arab Saudi belum memastikan haji tahun 2021 akan digelar secara normal atau terbatas seperi haji tahun 2020. 

Sekretaris Jenderal Kesatuan Tour Travel Haji Umrah Republik Indonesia (Sekjen Kesthuri) Artha Hanif mengatakan, sudah sewajarnya Kerajaan Saudi Arabia (KSA) meminta orang yang datang kenegaranya (jamaah haji) divaksin Covid-19. Hal tersebut demi kebaikan bersama agar tidak terpapar Covid-19.

"Suatu konsekwensi yang sangat wajar KSA mewajibkan calon jamaaah haji mesti sudah divaksin terlebih dahulu di negara asal," kata Artha saat dihubungi, Republika, Rabu (3/3).

Menurut Artha bukan masalah vaksinasinya yang harus dipertegas, kepada pihak Arab Saudi, akan tetapi apakah vaksin yang digunakan Indonesia diakui Arab Saudi atau tidak. Untuk itu perlu ada kesepahaman tentang penggunaan vaksin.

"Yang terpenting, KSA dengan negara asal tersebut sudah saling memiliki kesepahaman yang saman. Sehingga hasil vaksin dari negara asal benar-benar sudah diakui dan di endorsed oleh KSA," ujarnya.

Artha mempertanyakan, apakah KSA memang sudah masmastikan ahun ini, akan ada penyelenggaraan haji untuk Idonesia. Karena jika penyelenggaraan umrah saja tidak bisa diselenggarakan bagaimana denga penyelenggaraan haji.

"Kami mempertanyakan apakah benar akan ada haji pada tahun 2021 ini? Karena sampai dengan sekarang, untuk umrah saja belum dibuka lagi," ujarnya.

Padahal, kata Artha periode haji sudah makin dekat. Dan jika Arab Saudi akan menyelenggarakan ibadah haji harusnya sudah diumumkan dari sekarang, agar negara pengirim haji dapat mempersiapkan.

"Apabila umrah saja belum bisa dipastikan kapan akan dibuka, maka kami membayangkan apalah lagi haji," katanya.

Artha memastikan, prosesi penyelenggaraan haji jauh lebih rumit daripada umrah. Sehingga perlu pesiapan matang agar penyelenggaraan haji yang dikuti jutaan umat Islam seluruh dunia itu bisa berjalan lancar.

"Yag pasti akan lebih ribet dan makan waktu panjang dalam prosesinya nanti. Jadi dibukanya umrah merupakan salah satu indikasi positif akan dibukanya hajinya. Logika sederhananya begitu," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement