IHRAM.CO.ID,MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat H Zulkieflimansyah melepaskan sejumlah penyu di pesisir pantai Mapak Indah Jempong Baru, Kota Mataram yang menjadi bagian alur Selat Lombok, Ahad (8/3).
Zulkieflimansyah mengatakan kegiatan melepas penyu tersebut merupakan bagian menjaga kelestarian alam sekaligus menopang seluruh ikhtiar pembangunan di NTB. "Dengan beranak pinaknya anak penyu yang kita lepas bisa menjadi sinyal berhasil atau tidaknya kita menjaga dan merawat kelestarian alam ini," ujar gubernur.
Menurut gubernur, dengan melepas penyu ke alam bebas, maka ekosistemnya dapat terjaga dan terus berkembang biak. Keberhasilan konservasi penyu dan perkembangbiakannya juga menandakan kelestarian lingkungan di sekitar terjaga dan terawat dengan baik.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wahana edukasi yang menarik tentang bagaimana menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup, khususnya bagi anak-anak. Karena dengan pengalaman menarik seperti ini mereka akan memahami bahwa bersahabat dengan lingkungan, seperti penangkaran dan pelepasan penyu merupakan bagian dari budaya hidup dan kehidupan di masa yang akan datang. "Karena merekalah generasi penerus yang akan melestarikan alam ini," ucapnya.
Doktor Zul sapaan akrabnya, mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, karena dapat merusak ekosistem laut, sehingga mempengaruhi kelestarian penyu. Baru-baru ini ada laporan masyarakat, ada penyu mati karena memakan masker. "Jangan membuang masker sembarangan, karena implikasinya juga hewan laut lainnya menjadi korban," katanya.
Selain melepas penyu di laut, kegiatan juga diisi dengan bersih-bersih sampah bersama UMKM pariwisata, di tempat pelestarian penyu pantai Mapak Indah Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Yusron Hadi mengatakan kehadiran Gubernur NTB merupakan bentuk keseriusan untuk menjaga kelestarian penyu di wilayah itu.
Diakuinya, NTB memiliki potensi konservasi penyu. Pantai Mapak merupakan salah satu tempat penangkaran penyu di NTB. Dari ratusan jenis dan ragam penyu yang ada di dunia, 5 jenis ada di NTB. "Ini yang harus kita lindungi, karena keberadaan penyu dengan proses kembangbiaknya di laut kita, ini mengindikasikan kegiatan konservasi kita terukur," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, praktisi konservasi penyu Universitas Udayana, Windia Adyiana mengtakan penyu Mapak merupakan jenis Penyu Lekang. Jenis ini tersebar luas di Indonesia, namun tidak begitu banyak. Pada tahun 2020, lanjutnya, dari hasil konservasi penyu, sarang yang ditemukan ada 160, dengan jumlah penyu 40-50 ekor.
Untuk seekor penyu dapat bertelur sekitar 100-150 butir sekali telur .Di perairan NTB ada beberapa jenis penyu, di antaranya penyu lekang, pipih dan hijau. Namun, di beberapa tempat ditemukan juga penyu jenis lain dan sangat sedikit. "Hanya 3 jenis penyu ini yang populasinya agak banyak dibanding yang lain," pungkasnya.
Kegiatan gotong royong dan pelepasan penyu ini juga diikuti kelompok masyarakat pengawas penyu, kelompok pariwisata Mataram, pokdarwis, kelompok pengawas pesisir laut dan masyarakat pengunjung pantai Mapak.