Ahad 25 Apr 2021 21:45 WIB

Panglima TNI: 53 kru KRI Nanggala-402 gugur

Sebanyak 53 kru KRI Nanggala-402 gugur

Bagian kapal KRI Nanggala 402 hasil citra Remotely Operated Vehicle (ROV) MV Swift Rescue ditunjukkan saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4/2021).  KRI Nanggala 402 dipastikan tenggelam dan 53 awak kapalnya gugur di perairan utara Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
Foto: ANTARA FOTO
Bagian kapal KRI Nanggala 402 hasil citra Remotely Operated Vehicle (ROV) MV Swift Rescue ditunjukkan saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Minggu (25/4/2021). KRI Nanggala 402 dipastikan tenggelam dan 53 awak kapalnya gugur di perairan utara Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Indonesia mengkonfirmasi telah menemukan kapal selama KRI Nanggala-402 yang hilang, dan menyatakan semua kru kapal di dalamnya meninggal.

"53 personel yang di dalam KRI Nanggala-402 telah gugur," kata Panglima TNI Hadi Tjahjanto, dalam konferensi pers, Ahad (25/4), seperti dilansir Anadolu Agency.

Hadi menyampaikan, telah memperoleh citra yang telah dikonfirmasi sebagai bagian dari KRI Nanggala 402.

Bagian tersebut meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan, kemudi selam timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselamatan awak kapal, kata Hadi

Dia melanjutkan, berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur.

KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali pada Rabu dini hari ketika latihan penembakan torpedo.

Sebelumnya Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan tok oksigen (live support) yang tersedia di KRI ini telah mencapai batas akhir selama 72 jam pada Sabtu dini hari.

Yudo melanjutkan, KRI Nanggala yang membawa 53 orang awak ini berada pada kedalaman 850 meter.

TNI Angkatan Laut menyatakan berdasarkan hasil analisa sementara, kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak mengalami 'blackout' atau mati listrik saat menyelam.

'Blackout' menyebabkan kapal tidak terkendali dan tidak dapat melaksanakan prosedur kedaruratan untuk muncul ke permukaan air sehingga jatuh pada kedalaman 600-700 meter.

"Seharusnya ada tombol darurat untuk menghembus supaya kapal bisa timbul ke permukaan," dalam keterangan resmi TNI AL pada Rabu malam.

Kapal selam ini dibuat di Howaldtswerke Deutsche Werft (HDW) Jerman pada 1977 dan bergabung dengan TNI Angkatan Laut pada 1981.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement