IHRAM.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa negara-negara kaya harus menunda rencana untuk memberi anak-anak dan remaja vaksin Covid-19. Sebagai gantinya, WHO meminta negara kaya menyumbangkan pasokan ke negara-negara berpenghasilan rendah.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Jumat (14/5) mendesak negara-negara untuk memasok lebih banyak vaksin ke skema akses adil global Covax. Hal ini karena distribusi internasional vaksin Covid masih sangat tidak merata.
Sejak vaksin pertama disetujui pada bulan Desember, negara-negara kaya telah membeli sebagian besar pasokan. Banyak yang berlomba untuk memvaksinasi sebanyak mungkin populasi mereka.
Berbicara pada konferensi virtual di Jenewa pada hari Jumat, dari WHO Dr Tedros mengatakan dia mengerti mengapa beberapa negara ingin memvaksinasi anak-anak dan remaja. Namun, sekarang ia mendorong negara-negara untuk mempertimbangkan kembali rencana itu.
"Di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah, pasokan vaksin Covid-19 bahkan belum cukup untuk mengimunisasi petugas kesehatan, dan rumah sakit dibanjiri oleh orang-orang yang sangat membutuhkan perawatan untuk menyelamatkan nyawa," kata dr. Tedros dilansir di BBC, Sabtu (15/5).
Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden memaparkan rencana untuk memulai suntikan vaksin virus corona untuk anak berusia 12 hingga 15 tahun sesegera mungkin. Dia juga mengatakan dia berharap bahwa 70 persen orang dewasa AS akan menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 pada 4 Juli, ketika keluarga Amerika diharapkan berkumpul untuk memperingati Hari Kemerdekaan.