Senin 14 Jun 2021 19:50 WIB

Lindungi Cagar Budaya Indonesia dengan Kreativitas

Benda cagar budaya milik Indonesia harus menjadi ladang pengetahuan bersama.

Foto udara kanal kuno di Kawasan Percandian Muarajambi, Danau Lamo, Muarojambi, Jambi, Senin (14/6/2021). Pemerintah Kabupaten Muarojambi mulai merancang penerapan wisata susur kanal dengan memanfaatkan kanal kuno yang pada masanya merupakan sarana penghubung antarcandi dan simbol kosmologis dalam konteks Buddhisme di Kawasan Cagar Budaya Nasional peninggalan Kerajaan Melayu Kuno dan Sriwjaya itu.
Foto:

Komunitas Malam Museum melakukan riset sejarah yang ada di sekitar teman-teman atau masyarakat Yogyakarta. Kebanyakan yang sudah-sudah biasanya belajar yang besar-besar seperti sejarah Bung Karno, tetapi lupa soal Kampung Kauman, Kampung Ketandan dan lain-lain.

Erwin mengatakan komunitas yang didirikannya bersama rekan-rekannya memang memiliki visi ke depan untuk lebih melibatkan lagi masyarakat dari segala lini. Dirinya mengapresiasi arkeolog Universitas Gadjah Mada Prof Inajati Adrisijanti yang menekankan bahwa kerja-kerja arkeologi hendaknya jangan berjarak dengan masyarakat, karena pada dasarnya mereka pemiliknya.

Ia menyakini salah satu Indonesia sudah menjadi negara maju mana kala ketika ada anak TK yang ditanya ingin menjadi apa ketika dewasa nanti lalu menjawab ingin menjadi arkeolog, antropolog, atau sejarawan.

Sementara itu, Prof Inajati mengatakan selain perlu meningkatkan edukasi soal sejarah, cagar budaya, kepurbakalaan pada pemandu wisata agar paham kerja-kerja arkeologi yang sebenarnya, sangat perlu juga memberikannya pada anak-anak sekolah.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement