IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Aqsa Working Group (AWG) sebelumnya menyampaikan gencatan senjata bukanlah akhir dari kedzaliman Zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Sejak gencatan senjata setelah perang 11 hari, otoritas zionis apartheid Israel telah melakukan setengah lusin pelanggaran berat hak asasi manusia (HAM).
Ketua Presidium AWG, Anshorullah mengatakan, pekan ini zionis apartheid mendapatkan pemimpin baru sosok yang dikenal kontroversial. Seorang rasis, ekstremis radikal Yahudi dari Partai Yamina yakni Naftali Bennett. Bennett menggantikan Netanyahu yang telah 12 tahun berkuasa.
"Naiknya Bennett memimpin apartheid Israel disambut pendukungnya dengan berpawai bendera di gerbang komplek Masjid Al Aqsa. Gerombolan ekstrimis Yahudi ini berteriak-teriak menghina Nabi mulia, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam," kata Anshorullah melalui pesan tertulis kepada Republika, Ahad (20/6).
Ia mengatakan, mereka juga menghina agama Islam dan melakukan seruan rasis. Mereka mengatakan kematian untuk orang-orang Arab. Selain itu mereka juga mengancam warga Palestina akan mengulang kebiadaban peristiwa Nakba 1948.
Aksi provokatif itu dilindungi oleh polisi dan tentara apartheid Israel bahkan difasilitasi. Oleh karena itu, AWG mengutuk dengan keras penghinaan terhadap agama Islam dan Nabi Mulia Muhammad Saw. Penghinaan ini merupakan penistaan yang menunjukan rendahnya moral dan bentuk intoleransi.
"Aksi ekstrimis Yahudi di Gerbang Al Amoud Al Aqsa adalah provokasi yang semakin membuktikan bahwa entitas Israel dibangun di atas semangat sektarianisme yang rasis dan diimplementasikan dengan segregasi apartheid, ciri khas kolonialisme," ujarnya.
Anshorullah mengatakan, AWG mengutuk dengan keras rezim baru Bennett yang mengizinkan pawai provokatif itu, bahkan mendukung dan memfasilitasi pawai dengan penjagaan yang berlebihan. Sedangkan terhadap aksi penolakan dari warga Palestina, aparat Zionis Israel bertindak amat represif.
AWG mengingatkan kepada seluruh pemimpin dunia, untuk semakin meningkatkan kewaspadaan atas rezim baru yang dipimpin oleh Bennett dari kelompok ekstremis intoleran Partai Yamina. Jangan sampai upaya-upaya keras dari para pemimpin dunia terdahulu untuk mewujudkan perdamaian di tanah Palestina, menjadi tidak berjalan atau bahkan setback.
"Sejatinya, meskipun didukung oleh partai-partai yang beragam dari kalangan Yahudi ekstrem, liberal, kiri, dan Arab, tetapi rezim Bennett sangat lemah karena hanya selisih tipis dibanding pendukung Netanyahu," jelasnya.
Anshorullah mengatakan, bahkan kelompok yang dipimpin Netanyahu sudah menyatakan akan terus melakukan upaya untuk merebut kekuasaan dari tangan Bennet. Ini membuktikan kebenaran Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Alquran surat Al Hasyr ayat 14 dan An Nisa ayat 76.
"Oleh karena itu, diserukan kepada umat Islam untuk bersatu padu, bergerak berjamaah bebaskan Palestina dan Al Aqsa. Karena hanya dengan persatuanlah kezaliman dapat dikalahkan, dengan izin Allah Ta’ala," tegasnya.
AWG menyerukan kepada umat Islam dan seluruh elemen masyarakat yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan anti imperialisme untuk terus memperkuat doa, dukungan, dan bantuan untuk kemerdekaan rakyat Palestina dan pembebasan Masjid Al Aqsa. Khususnya untuk warga Gaza yang saat ini sedang giat membangun kembali infrastruktur yang hancur setelah dibombardir Zionis Israel.