Rabu 23 Jun 2021 06:59 WIB

Sejarah Kelam Genosida Budaya Pribumi Amerika Diungkap

Aksi kekerasan, pemaksaan hak beragama dan budaya kepada penduduk asli AS diungkap

Selama sekitar 100 tahun, pemerintah AS mendukung sistem sekolah asrama di mana lebih dari 100.000 anak Indian Amerika dan Penduduk Asli Alaska dilucuti dari budaya, bahasa, dan agama mereka dan dipaksa untuk berasimilasi dengan kebiasaan kulit putih.
Foto:

Genosida budaya pribumi AS

Seperti dikisahkan edweek.org, sselama akhir abad ke-19, ketika sebagian besar penduduk asli Amerika terbatas pada reservasi atau perkampungan eklusif, pemerintah federal kala itu terlibat dalam kampanye asimilasi budaya. Ini dilakukan dengan cara memaksa ribuan anak-anak asli Amerika untuk menghadiri sekolah berasrama.

Pada tahun 1879, Sekolah Industri India Carlisle di Pennsylvania didirikan oleh Richard Pratt. Saat itu ada kepercayaan dikalangan penguasa kulit putih AS yang percaya bahwa penduduk asli tidak akan berhasil kecuali tradisi, kebiasaan, dan kepercayaan mereka diberantas.

Berdasarkan filosofi yang diyakni Pratt: bunuh orang Indian dalam dirinya dan selamatkan pria itu. Maka sekolah di Carlisle itu kemudian menjadi model nasional. Lebih dari 400 hari dan sekolah asrama dibangun di dekat reservasi, sebagian besar dijalankan oleh organisasi keagamaan, sementara setidaknya 25 sekolah asrama tanpa reservasi didirikan antara tahun 1880 dan 1902.

Cultural Genocide

Sekitar 100.000 penduduk asli Amerika dipaksa menghadiri sekolah ini. Mereka dilarang berbicara memakai bahasa aslimya, dipaksa dengan dibuat untuk meninggalkan kepercayaannya, dan dipaksa untuk meninggalkan identitas pribumi Amerika mereka, termasuk nama mereka.

Banyak anak disewakan kepada keluarga kulit putih sebagai pelayan kontrak. Orang tua yang menolak pemindahan anak-anak mereka ke sekolah asrama dipenjarakan dan anak-anak mereka diambil secara paksa dari mereka.

Bahkan, kepala suku Lomahongyoma dan 18 orang Indian Hopi lainnya dipenjarakan di penjara legendaris para kriminal AS yang berada di pulau Alcatraz di Teluk San Francisco. Ini hanya karena menolak mengirim anak-anak mereka ke sekolah asrama yang dikelola pemerintah dan menolak upaya Biro Urusan India untuk memaksa mereka mengadopsi praktik pertanian yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya mereka.

Sebuah laporan investigasi tahun 1928 yang ditugaskan oleh Departemen Dalam Negeri mengutuk kondisi sekolah asrama penduduk asli Amerika. Mereka menyatakan adanya makanan yang tidak mencukupi, asrama yang penuh sesak, perawatan medis di bawah standar, dan praktik pekerja anak yang eksploitatif.

Pada tahun 1930-an sebagian besar sekolah asrama yang tidak dipesan ditutup.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement