IHRAM.CO.ID, MAKKAH—Tongkat selama ini selalu diartikan dengan sebatang kayu yang berfungsi sebagai alat bantu bagi orang tua dan orang sakit. Tak begitu banyak orang yang memperhatikan desain dan tampilan tongkat, dan cenderung fokus pada fungsinya.
Namun tidak dengan Adel Al-Shehri, seorang pemuda Saudi yang tinggal di wilayah pengunungan selatan Kerajaan ini mengubah tongkat sederhana menjadi sebuah karya seni ukiran kayu yang tak hanya membawa kembali esensi budaya dan sejarah Arab Saudi, tapi juga menyesuaikannya dengan selera masyarakat modern.
Al-Shehri selalu mengandalkan kayu pohon sidr sebagai bahan dasar karya seninya, yang dikenal sebagai jujube duri Kristus, spesies tumbuhan yang selalu subur dan merupakan bagian dari budaya Saudi yang kental. Kayu sidr juga selalu menjadi primadona dalam pembuatan tongkat dan furnitur berbahan dasar kayu, banyak ditemukan di rumah-rumah warga selatan Kerajaan.
Dia mengatakan kepada Arab News bahwa dia mewarisi kecintaan leluhurnya terhadap artefak, seperti pedang mengkilap dan jambiya, sejenis belati dengan bilah melengkung. Tumbuh dikelilingi oleh arsitektur yang dihiasi batu dan kayu, Al-Shehri mengatakan bahwa dia ingin membawa kembali desain bersejarah yang kaya ke rumah-rumah warga modern Kerajaan.
“Pengunjung ke Arab Saudi terus berburu suvenir, pedang, atau tongkat. Namun, pengiriman pedang adalah masalah nyata, karena dianggap sebagai senjata putih. Sementara itu, beberapa item kehilangan kualitas atau rusak selama pengiriman. Inilah mengapa saya mengalihkan seluruh fokus saya untuk membuat tongkat,” tambahnya.
Al-Shehri mengatakan bahwa saat melaksanakan haji, dia menggunakan tongkatnya sebagai “penopang”, mengukir namanya di atasnya. Segera setelah itu, ia memutuskan untuk menggunakan frasa “Made in Saudi Arabia” dan fokus pada musim umrah dan haji untuk memperkenalkan produk tersebut sebagai suvenir yang dapat dibawa pulang oleh para peziarah. Al-Shehri mengatakan bahwa beberapa lembaga haji bahkan menjadikan tongkatnya sebagai hadiah di akhir perjalanan haji.
Dia mengatakan, banyak orang dari seluruh dunia telah memesan tongkat buatannya melalui lembaga haji atau di media sosial. Baru-baru ini, tambahnya, seorang warga Jerman meminta empat tongkat dengan desain berbeda yang terinspirasi oleh budaya Saudi, beberapa pelanggan lain meminta tongkat yang dipersonalisasi atau yang secara khusus disesuaikan untuk menggambarkan sebuah memori. Al-Shehri mengatakan bahwa tongkat yang dia desain dikirim dalam kotak mewah buatan tangan yang berfungsi sebagai mahakarya untuk dipajang di rumah pelanggan. Dia menggambarkan tongkat sebagai "tanda prestise, kehangatan, dan keramahan."
Al-Shehri mengatakan sering menggunakan kayu sidr sebagai bahan dasar karena diameternya yang cukup besar, lebih dari 40 sentimeter. Agar serat kayu tumbuh, sidr juga harus dikeringkan selama enam bulan. “Pegangannya terbuat dari inti kayu sidr sehingga bisa menahan okulasi, yang terkadang bisa mencapai seribu okulasi di dalamnya,” kata Al-Shehri.
Meski tanpa pengalaman pendidikan, dorongan untuk menciptakan mahakarya telah memacunya untuk terus maju dan belajar tentang kerajinan dengan waktu dan kesabaran. “Tahap pembuatan menjadi inspirasi dan mengajari saya seluk beluk keahlian kreatif ini, yang membentuk fitur kepribadian saya dan membawa saya menuju dunia sihir dan keindahan,” katanya.
“Saya pertama kali tertarik dengan mesin bubut logam dan menguasai cara uniknya dalam membuat aksesori dan menambahkan kayu ke dalamnya. Saya kemudian fokus pada elemen sentuhan dan menambahkan kilau dengan tidak adanya pabrikan nyata di bidang ini. Saya bersikeras untuk menguasai mesin bubut logam sendiri sehingga saya tidak harus bergantung pada orang lain. Bengkel saya, yang penuh dengan nikel, krom, baja tahan karat, dan kuningan, bersama dengan mesin bubut logam dan kayu, menjadi sahabat saya,” ceritanya.
“Saya bekerja berjam-jam untuk memenuhi berbagai permintaan, terutama jika pelanggan memesan untuk acara khusus dengan tenggat waktu yang ketat,” tambahnya.
Al-Shehri mengatakan bahwa apa yang dia dan banyak pengrajin lainnya di Kerajaan lakukan mempromosikan budaya Saudi dan merupakan tanda kebanggaan akan identitas Saudi. Tongkat yang saya buat cukup untuk menghentikan impor tongkat yang tidak menonjolkan identitas kita atau menonjolkan pesan intelektual dan budaya kita.”