Jumat 25 Jun 2021 06:40 WIB

Perbaikan Niat Termasuk Etika Haji dan Umroh

Perbaikan Niat Termasuk Etika Haji Umroh.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Perbaikan Niat Termasuk Etika Haji dan Umroh. Foto: Jamaah haji mengelilingi Ka
Foto: AP/Amr Nabil
Perbaikan Niat Termasuk Etika Haji dan Umroh. Foto: Jamaah haji mengelilingi Ka

IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Niat yang benar termasuk etika terpenting dalam pelaksanaan haji umrah. Niat yang benar yaitu dengan mengikhlaskannya semata-mata karena Allah SWT.

"Dan membersihkannya dari berbagai kotoran riya atau keinginan meraih kedudukan terhormat di masyarakat," kata KH Mohamad Hidayat dalam bukunya 'Ensiklopedi Haji dan Umrah'.

Baca Juga

Niat benar itu ikhlas karena Allah, maka kelebihan dan biaya yang dikeluarkan nya akan mendapat pahala. Sebaliknya jika tidak ikhlas, maka tenaga dan harta yang dikorbankan menjadi bencana baginya.

"Karena amal yang dikerjakan Karena manusia bukan karena Allah itu syirik, ementara ikhlas dalam ibadah hukumnya wajib," katanya.

 

KH Mohamad Hidayat tentang keharusan memperbaiki niat berangkat haji atau umrah  Allah Azza wa Jalla dalam surah Az-Zumar ayat 5 berfirman.

"Maka beribadahlah kepada Allah dengan mengikhlaskan Din (agama) kepada-Nya."

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda. "Sesungguhnya amal itu tergantung niat dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkan.. " (HR. Bukhari dan Muslim dari Umar Bin Khattab Ra).

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement