Kamis 15 Jul 2021 15:09 WIB

Muslim Eropa Hadapi Peningkatan Serangan Daring dan Fisik

Islamofobia dan antisemitisme telah menjadi kejadian sehari-hari di Jerman.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Muslim Eropa Hadapi Peningkatan Serangan Daring dan Fisik. Muslim Tatar di Eropa.
Foto:

Menurut imam A yang disamarkan nama aslinya, mengatakan, bahwa ancaman dan intimidasi seperti itu sering memakan korban. Setelah swastika dicat di dinding masjidnya, seketika saja jamaah masjid menjadi berkurang. Masjid yang biasa dihadiri 100 orang, kini hanya 10 orang yang datang untuk shalat Jumat.

"Kaum muda Muslim khususnya menjauh karena mereka takut. Penyelidikan polisi tidak menghasilkan apa-apa. Masjid kemudian dipindahkan ke lokasi di mana ada pengawasan video di semua sisi bangunan.

Imam A. mengatakan dia secara teratur menerima pesan yang bertuliskan "Pulanglah" atau "tidak ada tempat untukmu di sini". "Surat-surat itu diketik atau dibuat dari huruf-huruf individual dari tajuk utama surat kabar, dipotong dan ditempelkan bersama. Kami mendapatkan surat seperti itu hampir setiap hari." Terkadang, Imam A. mengatakan mereka memasukkan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Holtgen telah menemukan mengapa sebagian besar ujaran kebencian tidak dilaporkan: para korban tidak tahu kepada siapa harus melaporkannya atau hanya percaya bahwa melaporkannya tidak ada gunanya dan tidak akan membuat perbedaan.

Mayoritas posting dibuat secara anonim, yang memungkinkan pengguna untuk memposting komentar rasis dan bahkan berbahaya tanpa harus takut akan dampak nyata. "Mayoritas surat kebencian dikirim secara anonim. Tetapi ambang batas penghambatan semakin berkurang. Dapat dikatakan, memposting pernyataan yang benar-benar berbahaya dan rasis di Internet semakin dianggap dapat diterima. Itu sangat mengkhawatirkan," kata Holtgen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement