Sabtu 31 Jul 2021 08:43 WIB

Mustafa Sabri Effendi, Syaikhul Islam Terakhir Ottoman (II)

Mustafa Sabri Effendi lahir di Tokat, Turki, pada 1869.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Mustafa Sabri Effendi
Foto:

Perang Pemikiran

Dalam kaitannya perang pemikiran (ghazwul fikri) dengan kaum sekuler Turki, Mustafa Sabri Effendi memberikan banyak argumen. Misalnya, sebagaimana termuat dalam salah satu bukunya, Mas'alat al-Tarjamat al-Quran.

Ada anjuran dari pemerinta han Mustafa Kemal Ataturk un tuk mengganti bacaan-bacaan dalam shalat dari bahasa Arab menjadi bahasa Turki Modern.

Dengan dalil-dalil yang meyakinkan, Sabri Effendi membantah imbauan kaum sekuler ini. Ajaran Islam tidak membolehkan umat untuk memodifikasi tuntunan, sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Bagi Sabri, penguasa sekuler itu jelas-jelas telah menginti midasi kaum Muslimin, berikut dengan tradisi keagamaan yang ada.

Memang, keruntuhan Dinasti Usmaniyah memilukan hatinya, terutama tentang masa depan ukhuwah. Karabela menjelaskan, bagi Sabri Effendi, berakhirnya daulah tersebut menandakan krisis dalam tubuh umat Islam sedunia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement