IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Sebuah penelitian menyebut vaksin Covid-19 saja tidak cukup kuat untuk menghentikan infeksi varian baru Delta yang lebih menular. Tindakan pencegahan dikatakan harus diikuti dengan aksi nyata mencegah penyebaran virus.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Institut Sains dan Teknologi Austria, yang diterbitkan dalam Nature Scientific Reports, menemukan bahwa langkah-langkah pencegahan seperti jarak sosial dan pemakaian masker diperlukan bersamaan dengan vaksinasi. Semua tindakan itu untuk mengurangi ancaman varian baru yang muncul.
Seperti yang terlihat pada tahun lalu, virus akan terus berubah dan varian baru akan terus bermunculan. Tetapi penelitian tersebut menemukan bahwa jika lebih banyak orang mematuhi aturan sementara dan mau divaksinasi, virus pada akhirnya akan berhenti berubah.
“Kami menemukan bahwa tingkat vaksinasi yang cepat mengurangi kemungkinan darurat dari strain yang resisten,” kata penelitian tersebut dilansir dari Alarabiya English, Sabtu (31/7).
“Sebaliknya, ketika relaksasi intervensi non-farmasi terjadi pada saat sebagian besar individu dari populasi telah divaksinasi, kemungkinan munculnya strain resistensi sangat meningkat, "ungkapnya.
Para peneliti menambahkan bahwa temuan mereka menyarankan bahwa “pembuat kebijakan dan individu harus mempertimbangkan untuk mempertahankan intervensi non-farmasi dan perilaku pengurangan penularan selama seluruh periode vaksinasi.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) baru-baru ini merilis laporan internal yang menemukan bahwa varian Delta jauh lebih menular daripada strain yang lebih tua. Varian ini juga dapat menyebabkan penyakit parah, sebuah temuan yang juga didukung oleh studi baru.
Laporan itu menambahkan bahwa ada bukti bahwa mereka yang divaksinasi penuh terhadap Covid-19 masih dapat menularkan varian Delta semudah orang yang tidak divaksinasi. Namun, ia menambahkan bahwa vaksin masih efektif untuk melindungi orang dari infeksi parah, rawat inap, atau kematian.
CDC pekan lalu menyarankan orang Amerika untuk memakai masker pelindung di dalam ruangan, yaitu di daerah-daerah di mana risiko penularan virus "tinggi" atau "substansial."
Meskipun infeksi Covid-19 telah terjadi pada sebagian besar orang yang tidak divaksinasi, lembaga kesehatan memperkirakan bahwa 35.000 orang yang divaksinasi di AS masing-masing dapat terinfeksi virus.