Ahad 01 Aug 2021 04:41 WIB

Siksa Kubur Bagi Istri yang tak Patuh Suami

Ulama juga menceritakan banyak kisah tentang siksa kubur

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Ziarah kubur (ilustrasi)
Foto: Republika
Ziarah kubur (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Para ulama telah banyak mengungkapkan adanya nikmat kubur. Dalam kitab-kitab klasik, ulama juga menceritakan banyak kisah tentang siksa kubur, termasuk siksa kubur bagi seorang istri yang tidak patuh terhadap suaminya. Dari kisah ini umat Islam bisa mengambil hikmahnya.

Dalam kitab an-Nawadir dikisahkan, ada seorang pemuda Bani Israil menderita sakit keras berkepanjangan. Kemudian, ibunya bernazar akan berada di alam kubur selama tujuh hari jika anaknya kesayangannya diberi kesembuhan.

Ternyata, Allah mengabulkan permohonannya. Karena itu, sang anak mengingatkan kepada ibunya untuk segera melaksanakan nazarnya tersebut. Setelah berada di dalam kubur, si ibu melihat di atas kepalanya terdapat sinar yang terbuat dari kaca di tengah kebuh yang indah. Kebun itu dijaga oleh dua wanita yang cantik jelita.

“Wahai ibu kemarilah,” kata wanita cantik yang pertama, dan ibu itu langsung menghampirinya.

“Assalamu’alaikum…,” sapanya pada dua wanita itu. Namun, salam tersebut tidak dijawab.

Setelah melihat dari dekat, ternyata kondisi wanita itu sangatlah berbeda. Wanita yang satu dikipasi seekor burung dengan sayapnya, sedangkan yang satunya lagi kepalanya dipatuk oleh seekor burung hingga darahnya bercucuran. Melihat keadaan ini si ibu heran dan bertanya,

“Wahai wanita, amal apakah yang engkau lakukan, sehingga engkau memperoleh kemuliaan yang sangat besar ini?” Ibu tersebut bertanya kepada wanita yang pertama.

“Di dunia aku selalu taat pada suamiku, dan ia meridhoi ketaatanku padanya,” jawab wanita cantik pertama.

Kemudian, ibu tersebut juga bertanya kepada wanita yang kedua,”Wahai wanita, mengapa engkau mendapat siksaan yang amat pedih ini?”

Wanita tersebut menjawab, “Di dunia aku seorang wanita yang salehah dan rajin beribadah. Namun, pada suatu hari aku tidak patuh pada suamiku dan sampai kematianku ia tidak meridhoi perbuatanku itu. Maka, di sini aku mendapatkan kemuliaan berupa kamar dan taman yang indah karena ibadahku. Namun, aku juga mendapat siksaan yang pedih karena tidak taat kepada suamiku,” kata wanita itu.

“Wahai ibu, ketika engkau nanti kembali ke dunia, aku minta tolong agar engkau mau memintakan permohonan maafku pada suamiku,” lanjutnya.

Dalam bukunya berjudul “Wirid Penangkal Setan: Pembangkit Jiwa Warisan Ulama", Samsul Munir Amin menjelaskan, kisah ini menunjukkan kepada kita bahwa sesungguhnya nikmat dan siksa kubur benar adanya. Terlepas dari validitas kebenaran kisah di atas, disadari atau tidak, sebetulnya manusia mengakui adanya balasan untuk segala hal yang dilakukannya.

Menurut dia, hikmah lain yang bisa dipetik dari cerita itu terkait hubungan manusia dengan sesama agar hendaknya senantiasa berbuat baik dan saling meminta maaf dari perbuatan kesalahan. “Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dari kisah di atas, dan kita memperoleh maghfirah dari Allah,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement