REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Otoritas Teknis dan Pelayanan Masjidil Haram telah mengintensifkan persiapan jelang umroh. Proses sterilisasi dan pemberian wewangian dilakukan sepanjang waktu untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Lebih dari 4.000 pekerja dilaporkan melakukan sterilisasi terhadap Masjidil Haram, halaman luar ruangan, serta fasilitasnya. Dalam sehari, proses ini dilakukan lebih dari 10 kali dengan menggunakan cairan sanitasi dan parfum terbaik yang dibawa khusus.
Dilansir di Saudi Gazette, Senin (2/8), hampir 60.000 liter sterilizer ramah lingkungan digunakan setiap hari. Tak hanya itu, sekitar 1.200 liter parfum dan 470 alat maupun mesin cuci dimanfaatkan untuk merawat Masjidil Haram.
Otoritas juga meningkatkan prosedur pencegahan dan kehati-hatian untuk melindungi pengunjung Masjidil Haram dari virus Covid-19.
Tim di lapangan bekerja sepanjang waktu untuk menerapkan prosedur ini secara tepat, dengan tujuan untuk menjaga keselamatan jamaah umroh dan pengunjung.
Otoritas Saudi juga disebut akan membatasi jumlah jamaah yang melaksanakan umrah hanya 20.000 orang pada gelombang pertama. Jumlah jamaah ini sudah termasuk jamaah internasional, mengingat Kerajaan Saudi sedang bersiap memulai kembali umroh pada 10 Agustus.
Juru bicara Kementerian Haji dan Umrah, Hisham Saeed, mengatakan ada beberapa batasan terkait jamaah umrah dari luar Saudi yang diizinkan melaksanakan ibadah ini. Salah satunya, mereka berasal dari negara yang masuk daftar hijau Covid-19 yang dibuat Kerajaan.
Kementerian Kesehatan dan Otoritas Penerbangan Sipil Umum juga disebut akan membuat peraturan lainnya untuk negara-negara di luar daftar hijau. Jumlah jamaah haji ini disebut akan ditingkatkan secara bertahap pada periode berikutnya.