IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Nama-nama bulan pada kalender Hijriyah bukan wahyu yang turun kepada umat Islam. Nama-nama tersebut sudah ada dan digunakan berabad-abad sebelumnya oleh bangsa Arab.
Mereka terbiasa menggunakan bulan sebagai media untuk menentukan waktu. Oleh karena itu penanggalan mereka disebut al-Taqwim al-Qamari yang berarti kalender Bulan karena perhitungannya bergantung pada bulan.
Mereka memberikan nama suatu bulan berdasarkan keadaan alam atau budaya yang saat itu terjadi. Pada tahun 412 Masehi terjadi konvensi para petinggi dari lintas suku dan kabilah bangsa Arab di Makkah di masa Kilab bin Marrah untuk menentukan dan menyatukan nama-nama bulan agar terjadi kesamaan sehingga memudahkan dalam perdagangan.
Berikut 12 nama bulan pada kalender Hijriyah seperti yang dijelaskan oleh Peneliti Rumah Fiqih Indonesia Ustadz Ahmad Zarkasih dalam bukunya berjudul Muharram Bukan Bulan Hijrahnya Nabi:
1. Muharram (محرم)
Arti Muharram berarti yang terlarang. Disebut Muharram karena pada bulan ini seluruh bangsa Arab mengharamkan peperangan. Tidak ada tumpah darah yang terjadi pada bulan ini. Aturan ini merupakan hukum adat yang tidak tertulis dan telah berlaku sejak lama.
2. Shafar (صفر)
Shafar adalah satu suku kata dengan Shift yang berarti kosong. Bulan ini disebut Shafar karena saat itu bangsa Arab mengosongkan rumah-rumah mereka yang beralih ke medan perang.
3. Rabi’ul Awwal (ربىع الأول)
Sesuai namanya, kata Rabi’ berarti musim semi. Bulan ini dinamakan Rabi’ karena bertepatan dengan musim semi.
4. Rabi’ul Akhir (ربىع الأخر)
Namanya mengikuti bulan sebelumnya. Selain disebut akhir, ada juga yang menyebutnya Tsani yang artinya kedua.
5.Jumadil Awwal (جمادى الأول)
Dulu di masa Jahiliyah, nama bulan ini adalah Jumada Khamsah. Jumada berasal dari kata Jamid yang berarti beku atau keras. Disebut Jumada karena bulan ini adalah musim panas. Saking panasnya, bisa terjadi kekeringan.
6. Jumadil Akhir (جمادى الأخر)
Jumadil Akhir bisa disebut juga Jumadil Tsaniyah. Nama bulan ini mengikuti bulan sebelumnya.