Ahad 08 Aug 2021 11:04 WIB

Gen-Z Muslim Pilih Perbankan Islam Asalkan Akses Mudah

Generasi muda Islam ingin layanan perbankan yang fleksibel dan mudah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ani Nursalikah
Gen-Z Muslim Pilih Perbankan Islam Asalkan  Akses Mudah. Ilustrasi
Foto:

Pasar keuangan syariah berkembang pesat. Total aset di sektor ini telah melampaui dua triliun dolar AS dalam beberapa tahun terakhir dan diperkirakan akan mencapai 3,8 triliun dolar pada 2023. Akan tetapi, kurangnya layanan digital dapat menjadi penghalang utama untuk penyerapan layanan di antara generasi konsumen berikutnya.

Menurut penelitian Mambu, 76 persen pemuda Muslim mengatakan ketersediaan opsi perbankan online adalah solusi. Secara khusus, 70 persen mengatakan penting mereka dapat melakukan investasi tanpa harus menemui seseorang secara langsung, 74 persen mengatakan penting mereka dapat mengakses layanan bank mereka melalui aplikasi seluler, dan 80 persen mengatakan penting mereka dapat mengakses layanan perbankan di mana saja dan kapan saja.

"Ini adalah generasi yang melek teknologi dan lebih bergerak secara global daripada generasi sebelumnya. Mereka menginginkan layanan perbankan yang selaras dengan gaya hidup dan nilai-nilai mereka, tanpa mengorbankan fleksibilitas atau kemudahan penggunaan," ucap General Manager MENA di Mambu Miljan Stamenkovic.

Industri perbankan syariah baru berusia sekitar 40 tahun dan telah terbukti sangat sukses, sebuah karya untuk peluang perbankan etis. Tetapi dengan generasi muda yang akan menyumbang tiga perempat dari semua pendapatan perbankan syariah pada 2023, industri harus mendengarkan tuntutan penduduk asli digital ini, baik di Timur Tengah dan sekitarnya, jika ingin tetap berada di atas kurva.

Perbankan syariah tidak hanya berkembang di Timur Tengah. Telah terjadi ledakan fintech Islam secara global selama beberapa tahun terakhir, dengan pasar ini diperkirakan akan bernilai 125 miliar dolar pada 2025. Inggris saat ini memimpin dengan fintech paling islami dengan total 27 perusahaan, diikuti oleh Malaysia dengan 19 perusahaan, dan Uni Emirat Arab (UEA) dengan setidaknya 15 perusahaan.

Industri keuangan Islam dibangun di atas janji produk dan layanan mematuhi hukum syariah. Itu didirikan di atas seperangkat prinsip moral dan etika yang mempromosikan kebaikan publik serta keyakinan uang tidak boleh menghasilkan uang, sistem keuangan yang bebas bunga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement