IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Pandemi Covid-19 membuat Arab Saudi terpaksa menutup akses ibadah di dua Kota Suci, yakni Makkah dan Madinah. Meski ibadah haji dan umroh telah dibuka di tahun ini secara terbatas, namun perputaran ekonomi pariwisata, khususnya wisata religi, masih cukup terpuruk.
Konjen RI Jeddah, Eko Hartono, mengatakan, ekonomi pariwisata Saudi yang mengandalkan ibadah haji dan umroh saat ini sedang dalam fase yang paling rendah. Berdasarkan pengamatannya, tak sedikit hotel dan juga penginapan di sekitaran Makkah dan Madinah yang mengalami kebangkrutan.
“Jangan salah, Arab Saudi juga sedang pusing karena kehilangan jamaah haji dan umrohnya secara normal. Sekarang, banyak sekali hotel-hotel yang berjatuhan (bangkrut),” kata Eko saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (11/8).
Dia menceritakan bahwa di waktu normal, perputaran ekonomi pariwisata Arab Saudi sangat berdampak langsung terhadap warga dan juga pengusahanya.
Eko menyebut bahwa di masa normal apabila musim haji tiba, maka para pengusaha hotel dan penginapan bisa membelanjakan keuntungannya untuk biaya hidup setahun penuh.
Bahkan, kata dia, tak sedikit dari mereka yang menggunakan uang tersebut untuk pergi berlibur ke sejumlah negara di Eropa.
Berdasarkan catatan Kamar Dagang dan Industri Makkah, setidaknya terdapat 1.400 hotel yang terdapat di sekitaran Masjidil Haram di masa normal.
“Kita tidak tahu berapa banyak (hotel) yang bangkrut, tapi yang jelas keterpurukan di sektor ini sangat dirasakan Arab Saudi,” kata Eko.