IHRAM.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Sejarawan dan Budayawan Betawi.
Orang yang gak suka dengan Mr Kasman Singodimejo menulis namanya seperti judul di atas. Ia pejuang kemerdekaan kemudian menjadi pimpinan Masyumi. Jaman Belanda ia ikut mendirikan Jong Islamieten Bond tahun 1926 dengan pelajar Islam lain yang juga kemudian jadi tokoh Masyumi, seperti Prawoto dan M Natsir.
Ketika tahun 1981 saya ke Australian National University, dengan para guru besar di sana kami membahas peran Kasman di era Soekarno. Suatu hari di tahun 1964 HMI Bogor mengundang Kasman ceramah. Di situ Kasman menyerang politik konfrontasi Soekarno terhadap Malaysia. Kasman, kata seorang Prof ANU, satu-satunya tokoh Indonesia yang secara terbuka menolak konfrontasi terhadap Malaysia. Kasman divonnis 4 tahun penjara. Keluar penjara jaman Orde Baru 1966.
Kasman jadi jurkam PPP pemilu 1977. Suatu kali tatkala Kasman kampanye di Cianjur ia kesulitan kendaraan pulang. Itu bukan kendala bagi Kasman. Ia balik Jakarta menumpamg truk sayur. Saat kampanye di Jambi, massa PPP dicegat masuk lapangan. Kasman pidato depan massa kontestan lain yang dikerahkan lurah. Massa itu menyoraki Kasman terus. Kasman tak terganggu. Ia lanjut kampanye sampai usai.
Suatu malam tahun 1980 saya ke rumah Kasman untuk wawancara beliau menyangkut buku yang saya tulis tentang Jong Islamieten Bond (JIB). Rumahnya sederhana dengan cahaya lampu agak temaram. Kasman berkaos dan sarungan sambil tak berhenti menghisap kretek tanpa filter. Syukur, temaram lampu terbantu dengan api kretek rokok Mr Kasman, suasana menjadi lebi terang sedikit.
Ridwan Said (RS): "Pak Kasman, JIB dulu menerbitkan majalah Het Licht yang terbitnya teratur tiap bulan, ya?"
Kasman tak menjawab, ia bangkit dari duduk n masuk ke dlm rumahnya. Blm usai saya melongo Kasman sdh muncul n serahkan ke saya Het Licht No 2/1926 dalam keadaan mulus seperti baru dicetak.
KS: "Itu untuk saudara.
RS: "Trima kasih, Pak. Tentang Sumpah Pemuda 1928 gimana tuh Pak?
Kasman: JIB ikut memprakarsai. Itu jaman saya Ketua.
RS: Pertanyaan yang lain, Pak. Pada saat Proklamasi Latif Hendraningrat cukup berperan. Dia kan wakil bapak. Bapak kemana?
Kasman: Bung Karno suruh saya ke Bandung tgl 16 Agustusnya.
RS: Bapak dicegah untuk hadir dalam upacara proklamasi yang bersejarah itu?
Kasman tak menjawab. Ia memandang jauh ke jalan seraya asap rokoknya membumbung ke langit-langit rumah. Entah dia berpikir apa?