Sabtu 21 Aug 2021 01:29 WIB

UNESCO Serukan Perlindungan Situs Warisan Budaya Afghanistan

UNESCO mendesak perlindungan warisan kebudayaan Afghanistan

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Pasukan AS di Afganistan
Foto: AP/VOA
Pasukan AS di Afganistan

IHRAM.CO.ID, KABUL – Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) mendesak untuk perlindungan warisan kebudayaan Afghanistan setelah Taliban berhasil menguasai Kabul. Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, menyerukan pelestarian warisan budaya Afghanistan dengan menghormati hukum internasional.

Azoulay juga meminta untuk mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan dalam upaya penyelamatan warisan budaya dari kerusakan dan penjarahan. UNESCO yang berbasis di Paris, Prancis mengatakan pihaknya akan mengikuti dengan cermat situasi di lapangan dan berkomitmen untuk melakukan semua upaya untuk melindungi warisan budaya Afghanistan yang tidak ternilai.

Sebagian besar organisasi bantuan budaya dan warisan telah menahan diri untuk tidak memberikan komentar kepada pers karena situasi ketegangan di Afghanistan masih berlangsung. Selain itu, para peneliti, arkeolog, dan pekerja warisan budaya lainnya tetap berada di lapangan.

Aliph Foundation yang memberikan hibah darurat untuk proyek bantuan dan Turquoise Mountain yang berfokus pada kerajinan menolak menjawab pertanyaan pers tentang status restorasi yang sedang berlangsung dan proyek arkeologi di Afghanistan.

Dikutip The National News, Jumat (20/8), ada harapan bahwa aturan yang ditetapkan Taliban berbeda pada saat Taliban berkuasa tahun 1996 hingga 2001. Pada tahun 2001, mereka menghancurkan salah satu situs warisan dunia UNESCO, Bamiyan Buddha.

Penghancuran patung Buddha yang tingginya 38 meter dan 55 meter dan berusia sekitar 1.500 tahun, memicu kecaman internasional yang meluas. Afghanistan memiliki lanskap budaya yang kaya karena beberapa kerajaan melintasi wilayah itu pada zaman kuno.

Situs warisan dunia UNESCO termasuk Lembah Bamiyan dan yang tersisa, seperti Museum Nasional di Kabul dan Kota Tua Herat, ibukota regional Afghanistan barat. Herat pertama kali adaa sekitar 500 SM dan diambil alih oleh Alexander Agung pada 330 SM.

Arsitekturnya yang bertahan tidak hanya milik periode itu tapi pada masa Dinasti Abbasiyah, Timurid, dan Ghorid. Banyak proyek telah dilaksanakan di Afghanistan untuk memulihkan situs warisan dunia UNESCO dan warisan budaya lainnya yang hampir semuanya didanai oleh donor internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement