Selasa 24 Aug 2021 20:02 WIB

KH Ahmad Abdul Hamid Serba Bisa (I)

KH Ahmad Abdul Hamid lahir pada 1915 di Kendal.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Nahdlatul Ulama

Legasi lainnya dari ulama kharismatik itu ialah silaturahim ngumpulke balung pisah. Forum nonformal itu pertama kali digagas oleh Kiai Ahmad. Secara kebahasaan, isti ah tersebut berarti `mengumpulkan tulang yang terpisah.' Makna nya, silatu rahim yang dilakukan tidak hanya mempertemukan, tetapi juga menyam bung kembali sendi-sendi hubungan kekeluargaan dan kekerabatan agar selalu luwes dan akrab.

Dalam hal ini, ia tampaknya terinspirasi dari sabda Nabi Muhammad SAW, Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah suka menyambung tali persaudaraan (silaturahim). Hingga kini, praktik-praktik sila tu rahim ngumpulke balung pisahmasih sering dilakukan para warga dan tokoh Nahdliyin, baik di desa maupun kota.

Uniknya, Kiai Ahmad juga melebarkan kiprahnya di dunia olahraga. Ia tercatat sebagai anggota klub jantung sehat dan bahkan pernah menja di wakil ketua Komite Olahraga Nasio nal Indonesia (KONI) Jawa Tengah.

Rijal Mumazziq Z dalam artikelnya di situs resmi NU menuturkan suatu kisah menarik terkait hal itu. Suatu ketika, seorang pengusaha hendak meresmikan kolam renang umum miliknya. Kiai Ahmad pun diundang. Mulanya, sang alim mengira di acara tersebut dirinya hanya diminta untuk memimpin doa pada akhir prosesi. Tak disangka, pihak panitia juga memintanya untuk melakukan lompatan pertama dari menara kolam. Tak tanggung-tanggung, sang pengusaha menghadiahkan sepotong celana renang untuk dikenakannya bagi keperluan itu.

Rijal menuturkan, Kiai Ahmad tak sampai hati bila menolak pemberian tuan rumah. Namun, celana renang itu tak cukup panjang untuk menutupi aurat. Akhirnya, mubaligh itu tetap tampil di puncak menara kolam, tetapi bercelana panjang. Ada pun celana renang itu dipakainya di lar--laksana Superman.

Terus terang, saya terbahak membaca cerita yang disampaikan oleh KH Yahya Cholil Tsaquf ini di buku humor Terong Gosong: Ketawa Secara Serius, tulis rektor Institut Agama Islam al-Falah Assun niyyah Kencong Jember itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement