Sabtu 28 Aug 2021 13:30 WIB

Pengrajin Tembikar Asal Saudi Bertekad Wariskan Keahlian

Seorang pengrajin tembikar membutuhkan kesabaran dan antusiasme.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Tembikar
Foto: Arab News
Tembikar

IHRAM.CO.ID, JEDDAH – Pengrajin Tembikar Arab Saudi Essam Hussain Abu Laban (37 tahun) bertekad untuk mewariskan keterampilannya kepada generasi muda sambil memberikan beberapa pelajaran hidup. Abu Laban mengatakan seorang pengrajin tembikar membutuhkan kesabaran dan antusiasme.

Pabrik tembikar miliknya dengan luas 3.000 meter terletak di Al-Rusaifa, Makkah. Dia dan saudaranya adalah generasi keempat yang mewarisi keahlian tersebut.

“Ayah saya adalah ahli kerajinan ini. Saya biasa membantunya dalam beberapa tugas tapi saya tidak akan pernah menjadi dia. Saya tidak bisa menganggap serius kerajinan itu sampai dia meninggal,” kata Abu Laban.

Pabrik tembikar Abu Laban dianggap sebagai sumber utama tembikar tradisional otentik di kota dan hanya menggunakan tanah liat alami murni yang bersumber dari sungai setelah hujan. Terkadang pembuat tembikar memilih tanah liat bubuk yang berisi batu dan harus ditempatkan di penghancur selama enam hingga delapan jam agar berubah menjadi bubuk tanah liat halus.

Satu ton tanah liat murni diproduksi setiap hari. Sementara produk yang cacat disortir, didaur ulang, dan ditambahkan ke campuran dalam penghancur. Abu Laban menjelaskan, selain menggunakan metode tradisional, ahli tembikar juga mengadopsi teknik produksi modern.

“Kiln atau ruang pemanas menggunakan solar atau kayu. Sementara beberapa oven kami diimpor dari Inggris dan menggunakan listrik,” ujar dia.

Dilansir Arab News, Sabtu (28/8), Provinsi Timur Kerajaan adalah rumah bagi pabrik tembikar lain yang dimiliki oleh keluarga Al-Gharrash di Bukit Al-Qarah. Hussain Adnan Al-Gharrash, cucu Ali Al-Gharrash adalah salah satu pengrajin tembikar Saudi yang paling terkemuka.

Dia mengatakan keluarganya telah menghasilkan banyak produk. “Dulu, kami mengandalkan tanah liat oker yang berasal dari tanah dan mata air. Akan tetapi sekarang kami menggunakan tanah liat bubuk,” tuturnya.

Setiap tahun pabrik memamerkan karyanya di festival Al-Janadriyah untuk mewakili kerajinan pembuatan tembikar. Dia pergi ke banyak pameran internasional di Prancis, Kanada, AS, Italia, Maroko, Bahrain, Qatar, dan Yordania.

“Kami menghidupkan kembali kerajinan tangan dan memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk menikmati proses produksi secara langsung.”

Pabrik Al-Gharrash masih menggunakan roda tembikar kayu tua sebagai bagian dari proses produksinya. Alat itu dikenal dengan oven lumpur berbahan bakar kayu yang dibuat khusus berbentuk seperti pot besar. “Keluarga Saudi suka memiliki mereka di halaman belakang untuk membuat roti dan makanan tradisional, termasuk mandi,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement