IHRAM.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara kembali mengaktifkan reaktor nuklir, yang secara luas diyakini telah menghasilkan plutonium untuk senjata nuklir. Dalam laporan tahunan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan, Korea Utara kembali mengaktifkan reaktor nuklir pada awal Juli 2021.
IAEA mengatakan, tidak ada indikasi operasi reaktor dari awal Desember 2018 di Yongbyon, yang merupakan pusat program nuklir Korea Utara. Namun pada awal Juli 2021 ada tanda-tanda bahwa Korea Utara kembali mengaktifkan reaktor 5 megawatt di Yongbyon.
"Sejak awal Juli 2021 sudah ada indikasi, antara lain keluarnya air pendingin, sejalan dengan beroperasinya reaktor," ujar IAEA.
IAEA tidak memiliki akses ke Korea Utara sejak Pyongyang mengusir inspektur badan tersebut pada 2009. Sejak saat itu, Korea Utara melanjutkan program senjata nuklir dan uji coba nuklir.
Uji coba nuklir terakhir yang dilakukan Korea Utara adalah pada 2017. IAEA sekarang memantau Korea Utara dari jarak jauh melalui citra satelit.
IAEA mengeluarkan laporan setiap tahun sebelum rapat negara-negara anggota. IAEA mengunggah laporannya di website merek. Laporan itu tertanggal Jumat, 28 Agustus 2021.
IAEA mengatakan, pada Juni ada indikasi tentang kemungkinan pemrosesan ulang untuk memisahkan plutonium dari bahan bakar reaktor bekas yang dapat digunakan dalam senjata nuklir. Kegiatan ini terjadi di Yongbyon. Dalam laporan itu disebutkan, durasi pemrosesan ulang itu memakan waktu selama lima bulan yang dimulai dari pertengahan Februari hingga awal Juli.
“Indikasi baru pengoperasian reaktor 5MW(e) dan laboratorium Radiokimia (pemrosesan ulang) sangat meresahkan,” kata laporan IAEA.
IAEA mengatakan, ada indikasi untuk jangka waktu tertentu pabrik pengayaan uranium di Yongbyon diduga tidak beroperasi. Namun ada juga indikasi kegiatan penambangan dan konsentrasi di tambang dan pabrik uranium di Pyongsan.