REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban memuji China sebagai negara tetangga yang hebat, memuluskan niat China berinvestasi di Afghanistan. Kelompok yang kini berkuasa di Afghanistan itu juga berjanji untuk memerangi terorisme.
"Kami siap untuk bertukar pandangan dengan China dalam hal meningkatkan hubungan timbal balik kami, membangun perdamaian di kawasan itu, dan bantuannya dalam rekonstruksi Afghanistan," kata juru bicara Taliban Suhail Shaheen seperti dikutip laman Sputnik, Selasa (31/8).
"China, negara tetangga kita yang hebat, dapat memiliki peran konstruktif dan positif dalam rekonstruksi Afghanistan dan juga dalam pembangunan ekonomi dan kemakmuran rakyat Afghanistan," ujarnya menambahkan.
Komentar Suhail pada Senin (30/8) muncul pada malam batas waktu 31 Agustus penarikan pasukan AS. Pada pertemuan pada Juli, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada pemimpin dan salah satu pendiri Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar, bahwa kelompok itu harus berurusan dengan tegas dengan Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM), sebuah kelompok teroris yang berbasis di Xinjiang yang dimiliki Taliban diberikan perlindungan di masa lalu.
Pada awal bulan ini, Wang Yi juga mengatakan, bahwa Taliban perlu sepenuhnya memutuskan semua kekuatan teroris dengan sikap yang jelas dan mengambil tindakan untuk memerangi organisasi teroris internasional yang diklasifikasikan oleh Dewan Keamanan PBB. Suhail kemudian mengulangi janji kelompoknya pada Senin, yang mengatakan, bahwa Taliban telah memberikan pesan yang jelas kepada semua orang bahwa tidak ada yang dapat menggunakan tanah Afghanistan untuk melawan negara tetangga dan negara lain.
Kelompok tersebut telah memberikan janji serupa kepada AS dan Pakistan, untuk mengakhiri dukungannya bagi al-Qaeda dan Tehrik-i-Taliban Pakistan. Sementara Iran dan Tajikistan lebih fokus pada pembentukan pemerintahan yang inklusif dan stabil di Afghanistan yang akan mewakili semua etnis dan agama minoritas, meskipun China dan Pakistan juga mengatakan hal yang sama.