Selain itu, Kiai Miftah juga mengembangkan ilmu agama melalui pendidikan formal, dianta ranya ia mendirikan Yayasan Taman Penawaja (pendidikan ahli sunnah waljamaah) yang membawahi pendidikan formal SMP dan SMA. Dalam perkembangannya Penawaja mendapatkan sambutan dan respon positif dari masyarakat.
Setelah berhasil mendirikan Yayasan Taman Penawaja, Kiai Miftah juga terlibat dalam mendirikan Perguruan Tinggi Islam di Kabupaten Tegal, yaitu Institut Agama Islam Bakti Negara Tegal.
Ia juga mendirikan MTs Nahdaltul Ulama (NU) dan SMA NU Wahid Hasyim, MTs NU Sunan Kalijaga, dan Yayasan Amal Umat Islam (Yaumi). Masyarakat Muslim Kabupaten Tegal tidak akan melupakan nama Kiai Miftah karena jasajasanya dalam pembangunan umat. Dengan segala konsekuen dan disiplinnya, ia juga pernah menjadi rais syuriah Pengurus Cabang NU Tegal hingga empat periode dari 1972 sampai 1984.
Baginya, hidup adalah perjuangan dan pengabdian. Itulah yang dijadikan semboyan dalam menjalani hidup. Dalam bukunya yang berjudul "Kiai Miftah Tegal", Abdul Fatah menjelaskan, beberapa kiprah dan perjalanan hidup Kiai Miftah selalu berorientasi pada perjuangan membangun umat agar menjadi manusia yang bernilai di hadapan Tuhan dan manusia.