Rabu 01 Sep 2021 17:13 WIB

KH Mustofa Kamil, Berjuang Hingga Titik Penghabisan (II)

Perjuangan KH Mustofa Kamil dimulai sejak berdirinya cabang Syarikat Islam (SI)

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
(Ilustrasi)Perjuangan KH Mustofa Kamil dimulai sejak berdirinya cabang Syarikat Islam (SI)
Foto:

Bahkan, persitiwa Cimareme pada 1919 juga tak terlepas dari peran Kiai Mustofa. Setelah peristiwa yang banyak memakan korban itu, Belanda menangkap para tokoh SI dan tokoh Islam lainnya dengan menyebar fitnah, termasuk KH Mustofa Kamil. Saat itu ia dihukum selama dua tahun dari 1919 sampai 1921.

Dalam berdakwah Kiai Mustofa selalu menunjukkan sikap penentangan terhadap Belanda. Misalnya, ketika berkhutbah Jumat. Dirinya tidak mau mematuhi aturan pemerintah kolonial yang mengharuskan teks khutbah disampaikan dalam bahasa Arab.

Menurutnya, bahasa Sunda jauh lebih efektif dan komunikatif, apalagi tidak melanggar syariat ibadah. Maka dari itu, ia selalu menyampaikan khutbah atau ceramah apa pun di masjidmasjid dengan bahasa lokal. 

Pada 1923, akhirnya Kiai Mustofa kembali dijeb loskan ke dalam penjara Garut. Hanya sebentar di sana, dirinya lantas dipindahkan ke rumah tahanan Sukamiskin, Bandung. Meskipun di dalam penjara, ia tetap menyempatkan diri untuk berdakwah, terutama kepada para tahanan lain.

Pada 10 Maret 1942, Belanda akhirnya menyerahkan kekuasannya di Nusantara kepada Jepang. Dai Nippon sempat digadang-gadang sebagai saudara tua Indonesia. Nyatanya, Negeri Matahari Terbit toh berlaku sebagai penjajah.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement