IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Ketika Rasulullah SAW melakukan hijrah ke Madinah, perubahan tak hanya dilakukan dari sisi sosial dan moral, melainkan juga dari sisi ekonomi. Nabi memiliki cara khusus dalam membangun dan menumbuhkan perekonomian Madinah.
Abdul Fattah As-Samman dalam buku Harta Nabi terbitan Pustaka Kautsar menjelaskan bahwa salah satu contoh konkret cara Nabi menumbuhkan perekonomian adalah dengan membangun pasar. Tak asal membangun, Rasulullah SAW sebelumnya telah melakukan riset dan berkunjung melihat-lihat keadaan.
Diriwayatkan oleh Abu Usaid, Rasulullah pergi ke pasar An-Nabith lalu memandanginya seraya berkata, “Ini tidaklah layak sebagai pasar bagi kalian,”. Kemudian beliau pergi lagi ke pasar seraya berkata, “Ini tidaklah layak sebagai pasar bagi kalian,”. Lalu beliau kembali lagi ke pasar ini dan mengelilinginya seraya berkata, “Ini adalah pasar kalian, maka tidak boleh dikurangi (timbangan dan takarannya), dan tidak dikenakan pajak karenanya,” (HR Ibnu Majah).
Redaksi dalam hadis tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Sedangkan dalam redaksi riwayat At-Thabarani disebutkan, “Seorang lelaki menghadap kepada Rasulullah seraya berkata, ‘Demi ayah dan ibuku, sungguh aku melihat sebuah tempat yang cocok untuk pasar. Tidakkah engkau ingin melihatnya?’ Beliau menjawab, ‘Ya’. Lalu beliau berdiri dan berangkat bersamanya sampai di tempat yang ditunjukkan sebagai pasar. Ketika melihatnya, maka beliau mengaguminya seraya mendorong dengan kaki beliau. Kemudian beliau bersabda, ‘Sebaik-baik pasar kalian adalah ini. Karena itu, janganlah dilanggar (dirusak) dan jangan dikenakan pajak,”.