IHRAM.CO.ID, Kepergian KH Ahmad Umar ke Krapyak bukanlah tanpa bekal pengetahuan. Sebab, ia telah mengkhatamkan 30 juz Alquran selama di Tremas, pesantren tempatnya belajar sebelumnya. Maka dari itu, tujuannya ke Yogyakarta antara lain untuk memperoleh sanad ilmu Alquran dari KH Moenawwir.
Ia diterima dengan hangat di Pondok Pesantren Krapyak. Di bawah bimbingan Kiai Moenawwir yang pernah 21 tahun bermukim di Makkah untuk mendapatkan ijazah tahfiz Alquran, Ahmad Umar terus berupaya meningkatkan kemampuan dalam membaca dan menghafal kitab suci. Setelah berjuang keras selama beberapa tahun, ia akhirnya didaulat menjadi seorang hafiz. Bahkan, ijazah diterimanya langsung dari sang pakar qira'ah sab'ah tersebut.
Hal itu tergolong istimewa karena tidak semua santri mampu mengkhatamkan Alquran dan memperoleh ijazah dari Kiai Moenawwir. Sejak saat itu, sanad ilmu Alquran mengalir dari Krapyak Yogyakarta ke Mangkuyudan Solo. Sanad tersebut bila dirunut sampai kepada Nabi Muhammad SAW.
Kemampuan Kiai Umar sebagai hafiz Alquran adalah pula berkah doa guru dari ayahnya, Kiai Abdul Mannan, sejak masa silam. Mbah Abdul Manan waktu kecil dinamai Tarlim oleh bapaknya (kakek Kiai Umar) yakni Kiai Chasan Hadi.