IHRAM.CO.ID, KABUL -- Taliban memastikan perempuan tidak bisa menjabat sebagai menteri. Karenanya, tidak ada perempuan dalam pemerintahan baru Afghanistan.
"Seorang wanita tidak bisa menjadi menteri. Wanita tidak perlu berada di kabinet, mereka harus melahirkan," kata juru bicara Taliban Sayed Zekrullah Hashimi kepada TOLO News.
Puluhan wanita di Afghanistan telah melakukan aksi protes terhadap Taliban. Terkait aksi protes tersebut, Zekrullah Hashimi, mengatakan bahwa empat wanita yang berdemonstrasi di jalan-jalan, tidak mewakili wanita Afghanista.
"Perempuan Afghanistan adalah mereka yang melahirkan rakyat Afghanistan, mendidik mereka tentang etika Islam," kata Zekrullah Hashimi.
Sementara itu, ada laporan bahwa wanita di Afghanistan dicambuk, dipukul dengan tongkat kejut dan dipukuli karena menggunakan hak mereka. Sebuah badan yang bekerja untuk pemberdayaan perempuan, UN Women, telah menyatakan keprihatinan atas pelanggaran hak-hak perempuan oleh Taliban. UN Women mengatakan, perempuan memiliki hak untuk hidup bebas dari kekerasan.
"Perempuan memiliki hak untuk protes secara damai dan hidup bebas dari kekerasan. Dalam mengambil alih Afghanistan, otoritas Taliban memikul kewajiban untuk menghormati dan melindungi hak-hak ini," kata UN Women. Rizky Jaramaya