IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Sejumlah negara Teluk mencemaskan penarikan sistem pertahanan rudal Amerika Serikat (AS) di kawasan tersebut. Sistem pertahanan rudal itu masih dibutuhkan menyusul ancaman yang berkembang di Asia.
Penarikan sistem rudal dari Prince Sultan Air Base terjadi ketika negara-negara Teluk Arab menyaksikan penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Namun puluhan ribu pasukan Amerika tetap ditempatkan di Semenanjung Arab sebagai penyeimbang Iran.
Prince Sultan Air Base terletak sekitar 115 kilometer di tenggara Riyadh. Pangkalan udara tersebut menampung ribuan tentara AS sejak terjadi serangan rudal dan drone jantung produksi minyak kerajaan Saudi pada 2019. Kelompok Houthi mengklaim serangan tersebut. Tetapi berdasarkan bukti fisik di lapangan, serangan dilakukan oleh Iran.
Teheran telah membantah meluncurkan serangan itu. Namun pasukan paramiliter Iran menggunakan pesawat tak berawak yang serupa, ketika berlatih pada Januari.
Tepat di barat daya landasan pacu pangkalan udara, terdapat area seluas satu kilometer persegi sebagai tempat baterai rudal Patriot, serta satu Terminal High Altitude Air Defense (THAAD) yang canggih. Menurut gambar satelit dari Planet Labs Inc, THAAD dapat menghancurkan rudal balistik di ketinggian yang lebih tinggi daripada Patriot.