Senin 13 Sep 2021 13:45 WIB

KH Idham Chalid, Guru Politik Warga Nahdliyin (III-Habis)

KH Idham Chalid merasakan betul penderitaan dalam proses perjuangan melawan penjajah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Yayasan Pusat Inkubasi Pemuda dan Santri Indonesia (YPIBPSI) menggelar peringatan hari lahir (Harlah) ke-98 Tahun Mantan Ketua Umum PBNU terlama selama 28 tahun .DR. KH. Idham Chalid, Kamis (27 Agustus 2020) di komplek Yayasan Darul Quran, Cisarua, Bogor. 
Foto: dok. Istimewa
Yayasan Pusat Inkubasi Pemuda dan Santri Indonesia (YPIBPSI) menggelar peringatan hari lahir (Harlah) ke-98 Tahun Mantan Ketua Umum PBNU terlama selama 28 tahun .DR. KH. Idham Chalid, Kamis (27 Agustus 2020) di komplek Yayasan Darul Quran, Cisarua, Bogor. 

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Mantan Ketua Umum PBNU, almarhum KH Idham Chalid merasakan betul penderitaan dalam proses perjuangan melawan penjajah pada era kemerdekaan. Ia pernah mengalami pedihnya siksa saat ditangkap oleh Belanda dan dijebloskan ke dalam penjara. Karena itu, pantaslah bila gelar pahlawan nasional diberikan kepadanya.

Siksaan kaum penjajah itu pun berdam pak pada pembengkokan tulang yang di alaminya setelah usia senja. Hal ini diungkapkan Kiai Idham Chalid dalam buku berjudul Napak Tilas Pengabdian Idham Chalid: Tanggung Jawab Politik NU dalam Sejarah.

Baca Juga

Dalam tulisan yang disunting Arief Mudatsir tersebut, Kiai Idham mengaku pernah diinterogasi terkait keberadaan teman seperjuangannya dari Banjar, Hasan Basri.

Pasalnya, Hasan Basri pernah satu almamater dengannya saat belajar di Pondok Pesantren Gontor Ponorogo.

Ketika ditanya tentara Belanda, dia memberikan jawaban yang diplomatis, banyak temannya yang bernama Hasan Basri. Tanpa mendapat jawaban yang pasti, panjajah itu pun melakukan penyiksaan terhadap Pak Idham.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement