IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) Avril D. Haines mengatakan, Afghanistan bukan ancaman terorisme global utama yang dihadapi AS meski Taliban kembali berkuasa. Menurutnya, ancaman terbesar terorisme datang dari Yaman, Somalia, Suriah, dan Irak.
"Terkait ancaman dari kelompok teroris, kami tidak memprioritaskan Afghanistan dalam daftar teratas Apa yang kami lihat adalah Yaman, Somalia, Suriah, dan Irak untuk ISIS. Di situlah kita melihat ada ancaman terbesar," ujar Haines, dilansir New York Times, Rabu (15/9).
Haines mengatakan, Yaman adalah basis untuk cabang Alqaeda yang telah mencoba menyerang AS. Sementara Somalia memiliki Al Shabab, yaitu sebuah kelompok teroris yang kerap menyerang negara tetangga, Kenya. Meskipun jumlahnya telah berkurang, ISIS masih beroperasi di Suriah dan meningkatkan serangan di Irak.
Sebelum penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan, pejabat pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan, beberapa negara Timur Tengah dan Afrika merupakan ancaman teroris yang lebih besar daripada Afghanistan. Para pejabat intelijen mengatakan, ancaman langsung di Afghanistan adalah dari afiliasi ISIS di negara itu. Mereka melakukan bom bunuh diri ketika AS dan negara barat lainnya berupaya untul melakukan evakuasi warganya dari bandara Kabul. Insiden yang terjadi pada 26 Agustus itu menewaskan sejumlah warga Afghanistan dan 13 anggota militer Amerika.
Haines tidak memberikan penilaian apa pun terhadap kelompok-kelompok yang beroperasi di dalam Afghanistan. Dia mengatakan bahwa, fokus besar dari badan-badan intelijen adalah memantau setiap kemungkinan pembentukan kembali organisasi teroris. Dalam konferensi tahunan Intelijen dan Keamanan Nasional, Haines mengakui bahwa tanpa pasukan Amerika di lapangan, pengumpulan intelijen di Afghanistan akan berkurang.
"Itu adalah sesuatu yang harus kita persiapkan dan yang telah kita persiapkan, cukup lama,” kata Haines.
Secara keseluruhan, ancaman serangan teroris yang disponsori asing di Amerika Serikat telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Tetapi, Haines mengatakan, kelompok teroris secara ideologis dapat mengilhami ekstremisme yang tumbuh di dalam negeri.
"Itu adalah sesuatu yang juga kami pantau dan lawan, sehingga kami benar-benar dapat mencoba mengurangi kebencian dan kekerasan, terorisme itu menimbulkan konsekuensi tragis bagi masyarakat kita,” kata Haines.