IHRAM.CO.ID, BETHLEHEM -- Pasukan Israel melukai seorang siswa dalam konfrontasi yang diprovokasi di luar sebuah sekolah di kota Tuqu', sebelah Timur kota Betlehem, Tepi Barat. Seorang pelajar dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.
Dilansir dari Wafa News, Kamis (16/9), saat itu sejumlah besar tentara Israel di luar Tuqu' Secondary Boys School, memicu konfrontasi dengan siswa. Mereka menyebarkan kepanikan di antara pelajar. Para prajurit melepaskan tembakan ke arah para siswa, melukai satu dengan peluru baja berlapis karet.
Serangan terhadap siswa oleh pasukan militer Israel dan pemukim Israel di Palestina merupakan pelanggaran berat terhadap hak anak. Serangan-serangan ini terutama terjadi di daerah-daerah paling rentan di Tepi Barat - Area C, H2 dan Yerusalem.
Terletak 12 kilometer di sebelah tenggara kota Betlehem, Tuqu‘ memiliki populasi sekitar 9.300 orang. Di bawah Kesepakatan Oslo, 25 tahun lalu, seharusnya Israel hanya bisa melakukan aksinya selama lima tahun dan Palestina harus menuju negara dengan pemerintahan sendiri.
Namun kini otoritas Palestina diberi kendali terbatas atas sebidang tanah kecil yang menempati 2.991 meter, atau 1,5 persen dari luas desa secara keseluruhan. Israel mempertahankan kendali atas 141.682 meter tanah yang diklasifikasikan sebagai Area C, atau 74,1 persen. Bagian yang tersisa dari 46.589 meter terhitung 24,4 persen, diklasifikasikan sebagai cagar alam.
Israel telah mendirikan tiga pemukiman kolonial, yaitu Tekoa, Meshoki Dargot dan Mizpe Shalem di atas lahan awal 1.436 meter yang disita dari desa tersebut. Mereka telah menyita tanah untuk pembangunan pos-pos pemukiman serta jalan by-pass khusus pemukim No. 901, Jalan No. 3562, dan Jalan No. 3698, yang membentang sepanjang 17,67 meter di atas tanah desa.
Israel telah membangun bagian dari tembok apartheid, menyita dan mengisolasi sekitar 4.843 meter tanah subur untuk kegiatan pemukiman kolonial dan mendorong penduduk desa ke dalam kantong yang padat, ghetto, dikelilingi oleh tembok, pemukiman.