IHRAM.CO.ID, Tebuireng menjadi tempat KH Abdullah Syathori melabuhkan diri. Remaja ini memutuskan untuk menjadi santri Pondok Pesantren Tebuireng, yang diasuh Mbah Hasyim Asy'ari. Di sanalah, anak pendiri Pesantren Dar al-Tauhid Cirebon itu memiliki kesempatan untuk belajar langsung kepada sang perintis NU.
Sejak nyantri di Tebuireng, wawasannya kian bertambah luas. Ada banyak kitab yang sebelumnya hanya dikenal judul-judulnya saja oleh Syathori, tetapi kini dengan mudah diperolehnya. Sebut saja, kitab Tafsir Baidlawiyang biasanya dikaji para pembelajar di Makkah, bisa di baca dengan leluasa di Tebuireng.
Dengan tekun mempelajarinya, Syathori pun memiliki sanad yang langsung sampai kepada penulis buku tersebut. Malahan, Mbah Hasyim sendiri yang mengijazahi dirinya terkait kitab tersebut dan Al-Kifayah al-Mustafid, sebuah karya KH Mahfudz Termas.
Selain mengaji dan melakukan muthala'ah, kesibukannya di Tebuireng pun bertambah.Sebab, sang hadratussyekh menganggapnya sudah mampu untuk menjadi asisten ustaz.