Senin 20 Sep 2021 08:29 WIB

Penerbit Muslim Ditutup Diduga Distribusikan Buku Jihad

Prancis menutup penerbit muslim Nawa Editions karena diduga distribusikan buku jihad

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Bendera Prancis
Foto: blogspot.com
Bendera Prancis

IHRAM.CO.ID, PARIS -- Otoritas Prancis mengatakan akan menutup penerbit Muslim "Nawa Editions" dengan alasan penerbit tersebut mendistribusikan sejumlah buku yang melegitimasi jihad. Hal itu diumumkan oleh Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin dari sayap kanan dalam sebuah cuitan di Twitter.

"Saya telah memulai prosedur pembubaran penerbit Islam 'Nawa,' khususnya karena distribusi beberapa karya yang melegitimasi jihad. Langkah untuk membekukan aset yang menargetkan asosiasi tersebut dan para pemimpinnya juga telah diambil," kata Darmanin, dilansir di 5Pillarsuk, Ahad (19/9).

Sumber-sumber pemerintah mengatakan penerbit, yang berbasis di Ariege di barat daya Prancis, itu memiliki garis editorial yang dinilai jelas-jelas anti-universalis dan bertentangan langsung dengan nilai-nilai Barat.

Di situs webnya, penerbit Nawa menggambarkan dirinya sebagai organisasi yang bertujuan untuk mempromosikan ilmu-ilmu kemanusiaan dan politik yang lahir dari warisan Islam dan berkontribusi pada revitalisasi (pemulihan) disiplin-disiplin ini dengan mempelajari dunia dan sains Barat, doktrin dan ideologi politik modern.

Namun demikian, tidak jelas buku mana yang telah diidentifikasi pemerintah sebagai 'melegitimasi jihad'. Situs Nawa Editions juga tidak berfungsi saat ini. Namun, menurut 5Pillarsuk, buku-buku yang tersedia untuk dijual di halaman Facebook-nya tampaknya adalah buku-buku biasa yang mungkin dapat ditemukan di toko buku Islam seperti tentang Alquran, hadits dan sejarah Islam, serta tokoh politik Islam terkemuka seperti Sayyid Qutb.

Sementara itu, Nawa Editions mengatakan tuduhan itu tidak berdasar dan keputusan itu murni politis. Dalam sebuah pernyataan, penerbit ini mengatakan bahwa organisasi mereka berada di bawah ancaman pembubaran karena alasan politik murni.

"Sayangnya kami telah menyaksikan peristiwa baru-baru ini dan arah yang diambil model politik Prancis yang mengekspresikan dirinya dalam pembubaran sewenang-wenang. Tetapi ini pembubaran sebuah penerbit yang pertama. Buku dan terjemahan kami berada di garis bidik. Tetapi kami dan ribuan pembaca kami tahu betul bahwa tuduhan ini tidak berdasar," demikian klaim Nawa Editions.

Selama setahun terakhir, pihak berwenang Prancis telah menutup badan amal Islam terbesar di negara itu dan organisasi anti-Islamofobia utamanya karena dugaan ekstremisme. Mereka juga menargetkan masjid dan imam. Kepala badan amal Muslim BarakaCity, Idriss Sihamedi, mengatakan bahwa pemerintah Prancis telah menjadi radikal.

"Kami menghadapi ideologi yang hanya ingin memerangi Islam dan Muslim, untuk mengatur Islam dan Muslim dan menjatuhkan hukuman administratif kepada mereka," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement