Protes itu terjadi sehari setelah beberapa anak perempuan kembali ke sekolah dasar dengan kelas yang dipisahkan berdasarkan gender. Tetapi Taliban telah mengecualikan anak perempuan dari sekolah menengah Afghanistan. Sementara anak laki-laki dan guru laki-laki sekolah menengah diizinkan kembali ke ruang kelas.
“Anda tidak dapat menekan suara perempuan Afghanistan dengan mengurung anak perempuan di rumah dan membatasi mereka, serta dengan tidak mengizinkan mereka pergi ke sekolah,” kata seorang pengunjuk rasa, Taranum Sayeedi.
"Wanita Afghanistan hari ini bukanlah wanita (Afghanistan) 26 tahun yang lalu," kata Sayeedi menambahkan.
Ketika Taliban berkuasa dari periode 1996-2001, perempuan dan tidak diizinkan bersekolah dan bekerja.
Selama periode itu, Kementerian Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan dikenal sebagai polisi moral Taliban. Kementerian tersebut menegakkan interpretasinya terhadap syariah yang mencakup aturan berpakaian dan eksekusi, termasuk hukum cambuk di depan umum.