Selasa 21 Sep 2021 22:23 WIB

KH Muhammad Nawawi Riwayat Pejuang dari Mojokerto (II)

Kiai Nawawi tidak hanya mengajar ilmu-ilmu agama tetapi semangat patriotisme.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Santri tempo dulu tengah mengaji.
Foto:

Metode penyampaian dakwah pun dilakukannya dengan cara yang menarik hati. Kadang kala, syiar itu diselingi dengan lantunan kidung-kidung Jawa yang sarat ajaran moral dan pitutur budi pekerti. Selain mendidik para santri, sang kiai juga menggelar pengajian umum di mushala yang dibangunnya. 

Kiai Nawawi memang tidak pernah berkeliling memberikan pengajian umum. Namun, ia banyak mendatangkan penceramah yang merupakan teman-teman seperjuangannya, seperti KH Khusaeri dan KH Naser dari Gresik. Keduanya pernah memberikan pengajian umum di halaman mushallanya.

Ketika Nahdlatul Ulama (NU) berdiri pada 1926, Kiai Nawawi juga aktif di dalamnya. Jam'iyah ini merupakan motor penyebar ajaran ahlussunnah wal jamaah (aswaja). Dua tahun kemudian, ia bersama teman-temannya juga mendirikan cabang NU di Mojokerto. Salah satu tugasnya adalah melakukan tabligh keliling di wilayah Mojokerto.

Pada saat Muktamar NU ke-11 di Banjarmasin pada 1936, Kiai Nawawi juga ikut hadir sebagai utusan NU Mojokerto. Dalam forum tersebut, ia pun memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru, ter utama yang menyangkut tanggung jawab ulama terhadap kehidupan masyarakat.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement