IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Amalan dalam ibadah haji seperti Talbiyah, Thawaf, Sai, menyembelih hadyu, melempar jumrah zikir dan doa merupakan refleksi keikhlasan umat Islam kepada Allah SWT.
"Ketika kita perhatikan amalan-amalan ibadah haji maka kita dapat melihat bahwa ikhlas tampak jelas sebagai poros dari setiap amalan-amalan tersebut. Sejak masuk dalam manasik (amalan) haji sampai amalan penutup ibadah haji," tulis H Aswanto Muhammad dalam tulisannya Haji dan Keikhlasan.
Berikut beberapa contoh amalan ibadah haji yang menggambarkan keikhlasan hanya kepada Allah Ta’ala:
1. Talbiyah.
Talbiyah adalah kalimat pertama yang diucapkan seorang muslim ketika melaksanakan ibadah haji. Talbiyah pada hakikatnya adalah pemurnian tauhid kepada Allah dan mencampakkan segala bentuk syirik. Ibnu Umar Ra menyebutkan bahwa lafal talbiyah yang diucapkan oleh Rasulullah Saw adalah:
“Aku memenuhi panggilanMu ya Allah aku memenuhi panggilanMu. Aku memenuhi panggilanMu, tiada sekutu bagiMu, aku memenuhi panggilanMu. Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milikMu, begitu juga kerajaan, tiada sekutu bagiMu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan mengucapkan kalimat tersebut jamaah haji memproklamasikan keikhlasannya dalam menyambut panggilan Allah untuk berhaji, semata-mata hanya bagi Allah Swt.
2. Thawaf dan Sa’i.
Ketika jamaah haji melakukan thawaf dan sa’i, ia harus berjalan mengelilingi Kabah serta bukit Shafa dan Marwah. Perjalanan yang cukup melelahkan di tengah-tengah keramaian dan kepadatan manusia itu dilakukan semata-mata untuk Allah dan atas perintah Allah Swt. Berulang kali umat mengucapkan kalimat tahlil (tauhid) ketika berada di bukit Shafa dan Marwah sebagai bentuk persaksian bahwa umat melaksanakan amalan dengan penuh keikhlasan hanya untuk Allah Swt.
3. Menyembelih Hadyu (Dam)
Pada tanggal 10 Dzulhijjah jamaah haji menunaikan ibadah haji Tamattu’ dan Qiran. Jamaah diharuskan menyembelih hadyu (dam). Allah Swt memerintahkan untuk menyembelih hewan tersebut dengan penuh keikhlasan, dengan menyebut namaNya sebagai bentuk ketaatan kepadaNya, Allah berfirman yang artinya:
“Katakan: sesungguhnya shalatku, sembelihanku [ibadahku], hidupku dan matiku semuanya milik Allah penguasa alam semesta.” (QS. AlAn’am:162).
Dalam ayat lain Allah berfirman yang artinya: “Maka shalat dan sembelihlah [hewan kurban] untuk Tuhanmu.” (QS. Al-Kautsar: 2)
4. Melempar Jumrah
Nabi Ibrahim As adalah orang pertama yang melempar jumrah di Mina kemudian menjadi bagian dari ibadah haji yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Apabila Nabi Ibrahim melempar jumrah untuk mengusir setan yang menghalanginya, maka ketika kita melempar jumrah tidak lagi
bertujuan untuk melempar setan, tetapi sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dengan menjalankan ritual tersebut dan menegakkan dzikrullah sebagai buah dari keikhlasan, sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat.
"Sesungguhnya disyariatkannya thawaf di Ka’bah, melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah, dan melempar jumrah adalah untuk menegakkan dzikrullah” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi, hadits ini sanadnya lemah, yang benar bahwa ini adalah perkataan Aisyah radhiyallahu ‘anha dan bukan sabda Nabi).
5. Doa dan zikir
Doa dan zikir adalah inti dari ibadah. Segala ibadah yang dilaksanakan tidak terlepas dari doa dan zikir, termasuk ibadah haji. Allah memerintahkan hambaNya untuk ikhlas dalam berdoa dan tidak melakukan syirik di dalamnya, dalam surah Al-Jin ayat 18 Allah berfirman yang artinya:
“Dan sesungguhnya masjid itu hanyalah kepunyaan Allah, maka janganlah kalian menyembah siapapun selain Allah di dalamnya.”
Ketika Rasulullah Saw melaksanakan ibadah haji bersama para sahabatnya, beliau memperbanyak doa dan zikir, hingga ketika beliau bersama sahabatnya sampai ke padang Arafah di waktu Zhuhur, beliau wukuf sambil berdoa dan berzikir hingga terbenam matahari, di saat itu diriwayatkan bahwa beliau memperbanyak mengucapkan tahlil yang mengandung tauhid dan keikhlasan kepada Allah Swt.